Sepeda motor, suku cadang kendaraan, monokarboksilat industri asam lemak, dan serat kayu adalah beberapa barang utama yang dikirim dari Indonesia ke Iran, seperti yang dilaporkan oleh Tehran Times, Jumat (19/5/2023).
Sementara itu, pengiriman utama dari Iran ke Indonesia termasuk kurma dan anggur, karbonat, dan alkaloid tumbuhan, di antara produk-produk lainnya.
Kementerian mengatakan Indonesia dan Iran juga telah menyelesaikan negosiasi terkait artikel yang berkaitan dengan perdagangan timbal balik, yang memungkinkan kedua negara membayar barang dan jasa dari pihak lain dengan barang daripada melunasi transaksi dengan uang.
Hal ini akan memungkinkan perdagangan antara kedua negara tetap berlanjut meskipun mungkin ada kesulitan dalam mendapatkan mata uang yang umum digunakan dalam perdagangan internasional, seperti dolar AS.
Baca Juga: Jokowi Akan Bertemu Presiden Iran Ebrahim Raisi di Indonesia Besok, Ini yang Akan Dibicarakan
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Tehran Times pada Agustus lalu, Duta Besar Indonesia untuk Tehran, Ronny Prasetyo Yuliantoro, mengatakan bahwa Iran dapat menggunakan Indonesia sebagai pusat pemasaran produknya di negara-negara ASEAN.
Dubes tersebut mengemukakan pendapatnya di sela-sela upacara peringatan Hari ASEAN 2022 di Tehran.
"Saya pikir kami [negara anggota ASEAN dan Iran] memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan, misalnya dalam bidang kesehatan kita dapat memiliki beberapa jenis kerja sama, saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk meningkatkan kerja sama di sektor kesehatan," ujarnya.
"Jadi, ini saat yang baik dan saya yakin bahwa masih ada potensi yang dapat dikembangkan antara negara-negara ASEAN dan Iran," tegas dubes tersebut.
Berbicara tentang hubungan perdagangan dan ekonomi antara negaranya dan Iran, pejabat tersebut mengatakan, "Tentu saja ada banyak potensi antara Indonesia dan Iran terutama dalam hubungan ekonomi, sekarang kita meningkatkan kerja sama kita di sektor kesehatan."
Ketika ditanya tentang masalah-masalah dalam perdagangan bilateral, beliau menjawab, "Tentu saja tantangannya adalah bagaimana mengatasi sistem pembayaran antara kedua negara; kita harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah pembayaran di masa depan."
Sumber : Iran Presidential Palace / Tehran Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.