WASHINGTON, KOMPAS.TV - Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, dan penasihat senior kebijakan luar negeri China, Wang Yi, mengadakan pertemuan di Wina minggu ini. Dalam pertemuan tersebut keduanya berjanji untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.
Pertemuan kedua pihak ini dipandang media Barat sebagai tanda-tanda kecil terbaru bahwa ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini mungkin mulai mereda.
Seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Jumat (12/5/2023), pertemuan ini tidak dipublikasikan oleh Washington atau Beijing sebelum pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung pada Rabu dan Kamis (11/5/2023). Gedung Putih menjelaskan diskusi tersebut sebagai "terbuka" dan "konstruktif."
Saat persaingan politik dan militer antara China dan Amerika Serikat semakin intens, pejabat dan analis Amerika khawatir bahwa kurangnya komunikasi krisis yang dapat diandalkan dapat menyebabkan konfrontasi kecil berubah menjadi permusuhan yang lebih besar. Mereka mengutip kemampuan untuk berkomunikasi dengan Uni Soviet yang memungkinkan Perang Dingin berakhir tanpa saling tembak rudal nuklir.
Sullivan dan Wang membahas "isu-isu kunci" dalam hubungan AS-China, serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, isu Taiwan, dan isu lainnya, menurut pernyataan Gedung Putih.
"Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mempertahankan jalur komunikasi terbuka dan mengelola kompetisi secara bertanggung jawab," demikian pernyataan Gedung Putih.
Ketegangan meningkat tahun lalu setelah kunjungan mantan Ketua Kongres AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang diperintah secara demokratis.
Kunjungan tersebut, yang merupakan kunjungan pertama oleh seorang Ketua DPR yang menjabat sejak Newt Gingrich pada tahun 1997, membuat China, yang mengeklaim pulau tersebut sebagai wilayahnya, melakukan latihan militer di sekitar Taiwan.
Baca Juga: China Dorong Ekspansi Terbesar Senjata Nuklir, Mungkin Punya 1.500 Hulu Ledak Tahun 2035
Hubungan AS-China semakin tegang awal tahun ini setelah AS menembak jatuh balon yang dituding sebagai alat mata-mata China yang melintasi Amerika Serikat bagian daratan.
Beijing juga marah dengan singgahnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di AS bulan lalu yang termasuk pertemuan dengan Ketua Kongres Kevin McCarthy. Ketua Kongres AS itu tersebut menjamu pemimpin Taiwan di Perpustakaan Presiden Ronald Reagan di selatan California.
Namun ada tanda-tanda kedua belah pihak sedang memulihkan komunikasi diplomatik.
Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping melakukan pembicaraan di Bali, Indonesia, pada bulan November. Menteri Luar Negeri Antony Blinken seharusnya melakukan perjalanan ke China pada bulan Februari, tetapi perjalanan itu ditunda setelah insiden balon mata-mata.
Blinken dan Wang, diplomat papan atas China, bertemu pada bulan Februari di sela-sela Konferensi Keamanan Munich setelah AS menembak jatuh balon tersebut.
Gedung Putih menyatakan minat untuk mengatur ulang kunjungan Blinken. Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, minggu ini menyatakan bahwa Menteri Keuangan Janet Yellen dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo juga dapat mengunjungi Beijing pada suatu waktu.
Baca Juga: Belanja Militer Sedunia Pecahkan Rekor Tertinggi: AS, China, dan Rusia di Posisi Teratas
Pertemuan pekan ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara Sullivan dan Wang, yang naik jabatan tahun lalu menjadi Anggota Politbiro Partai Komunis, badan pembuat kebijakan tertinggi yang terdiri dari 24 pejabat paling senior partai.
Wang menjabat sebagai menteri luar negeri selama hampir 10 tahun dan merupakan satu-satunya diplomat yang dipromosikan menjadi Anggota Politbiro 24 orang tersebut.
Duta Besar AS Nicholas Burns dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang juga bertemu di Beijing minggu ini, dan utusan khusus Biden untuk isu iklim, John Kerry, melakukan panggilan bulan lalu dengan rekan sejawatnya, Xie Zhenhua.
Burns, dalam forum virtual yang diadakan oleh Stimson Center bulan lalu, mengatakan komunikasi kedua negara sedang meningkat.
"Ya, kami memang mengalami situasi di mana kami ingin melakukan pembicaraan tingkat tinggi tertentu yang tidak memungkinkan," kata Burns.
"Tetapi harus saya katakan, dalam beberapa minggu terakhir, dalam sebulan terakhir, terjadi komunikasi yang konsisten antara saya dan pejabat-pejabat senior di kementerian luar negeri, rekan-rekan saya di misi AS, dan rekan sejawat mereka di kementerian luar negeri di sini," kata Burns.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.