SYDNEY, KOMPAS.TV - Dua warga lokal Australia tewas setelah melakukan ritual kuno Amazon yang melibatkan kodok beracun.
Natasha Lecher tewas karena serangan jantung, sementara otoritas setempat meyakini Jarrad Antonovich tewas setelah muntah berulang kali.
Tragedi tersebut terjadi setelah mereka menggunakan kambo, lendir kodok beracun, dalam ritual Amazon kuno.
Kedua insiden tersebut terjadi di sebelah utara wilayah New South Wales, area yang terkenal dengan hutan hujan dan pantainya yang indah.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Rayu Penentangnya, Janjikan Hadiah Uang dan Ampunan jika Serahkan Senjata
Namun, wilayah tersebut juga dikenal sebagai tempat terapi.
Dilansir BBC, Kamis (11/5/2023), koroner saat ini tengah menyelidiki apa yang salah.
Mereka juga tengah mencari tahu apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama di masa depan.
Kambo adalah zat lilin yang dipanen untuk mengikis kulit katak monyet raksasa yang masih hidup.
Katak yang ditemukan di Amazon tersebut mampu mengeluarkan zat itu sebagai mekanisme pertahanan, untuk membunuh atau sebagai peringatan bagi hewan yang mencoba memangsanya.
Namun dalam upacara kambo, manusia menggunakannya untuk memicu proses detoksifikasi yang intensif.
Setelah peserta meminum lebih dari satu liter air, luka bakar tercipta di kulit mereka dan zat itu dioleskan ke luka yang terbuka.
Hal itu kemudian menyebabkan tekanan darah meningkat, jantung berdebar kencang dan tubuh mengeluarkan cairan melalui muntah atau buang air besar, dan sering kali keduanya.
Gejalanya pun bervariasi dalam tingkat keparahan, dan biasanya berlangsung hingga setengah jam.
Penduduk asli di Amerika Selatan telah menggunakan kambo selama berabad-abad, mempercayainya dapat menangkal nasib buruk dan meningkatkan keterampilan berburu.
Natasha Lechner dilaporkan menjalani upacara kambo pada 8 Maret 2019 di rumahnya di Mullumbimby.
Ia melakukan ritual itu untuk mengobati sakit punggungnya. Namun ketika melakukannya, ia pingsan, dan berapa menit kemudian tewas.
Sedangkan Jarrad Antonovich tewas pada 16 Oktober 2021.
Ia juga melakukan ritual tersebut karena memiliki kondisi kronis cedera otak yang membuatnya sulit bergerak dan tak mampu berbicara.
Baca Juga: Hati-Hati, Burung dengan Bulu Beracun Ditemukan di Negara Tetangga Indonesia Papua Nugini
Saat ini, pihak koroner negara bagian tengah berusaha mencari temuan dan rekomendasi atas kedua kematian tersebut.
Bagi Hakim Teresa O’Sullivan, mengidentifikasi cara mencegah kematian serupa di masa depan adalah prioritasnya.
Kambo sendiri dinyatakan ilegal pada 2021 oleh Administrasi Barang Terapi Australia (TGA).
Kambo masuk dalam sepuluh racun yang dikategorikan berbahaya tinggi untuk obat-obatan dan bahan makanan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.