Petugas Palang Merah mengungkapkan kekurangan pasokan dan peralatan untuk membantu lebih dari 8.800 warga yang terdampak.
Baca Juga: Korban Tewas akibat Banjir di Kongo Mendekati 400 Jiwa, Pencarian Korban Masih Berlanjut
Kebanyakan di antaranya kehilangan rumah dan trauma akibat bencana mematikan ini.
Saat ini banyak korban yang tinggal bersama kerabatnya atau menempati gedung pemerintah yang masih layak huni. Gedung-gedung dilaporkan Antara, Selasa (9/5/2023) penuh lautan manusia.
Pejabat pemerintah telah meminta petugas kemanusiaan untuk menghentikan penguburan massal dan menunggu peti jenazah yang akan dikirim ke wilayah tersebut.
Hujan deras yang melanda wilayah Kalehe menyebabkan sungai-sungai jebol dan menyebabkan banjir bandang di desa Bushushu dan Nyamukubi, yang menelan banyak korban jiwa.
Baca Juga: Viral Rekomendasi Wisata Banjir Ala Warganet, Ini Jawab Wali Kota Malang Sutiaji
Seorang tokoh masyarakat setempat Delphin Birimbi meminta adanya upaya pengiriman lebih banyak bantuan ke wilayah tersebut karena ribuan orang masih hilang.
Kerusakan akibat banjir telah menghambat upaya bantuan, dengan dua jalan utama tidak dapat dilalui.
Pemerintah Kongo telah menetapkan hari Senin sebagai hari berkabung nasional dan meminta warga untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang para korban.
Sumber : Kompas TV, Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.