Kantor Berita Pengasilan Iran, Mizan, mengonfirmasikan eksekusi mati Cha’ab dengan hukuman gantung lewat sebuah pernyataan.
Mereka mengidentifikasinya sebagai pemimpin kelompok militan dan menuduhnya tanpa memberikan bukti, bahwa ia memiliki hubungan dengan badan intelijen Swedia, Israel dan Amerika Serikat (AS).
Kantor berita itu juga menuduh kelompoknya telah membunuh atau melukai lebih dari 450 orang setiap tahun, termasuk sejumlah serangan ke kantor pemerintahan dan tempat lainnya.
Mereka juga memasukkan wawancara TV dengan Cha’ab, fitur dari banyak pengadilan Iran yang telah lama digambarkan oleh aktivis sebagai pengakuan yang dipaksakan.
Mereka juga dengan jelas mengidentifikasi perwira intelijen Iran sebagai dalam penculikan Cha’ab.
Mereka mengatakan bahwa tentara tak dikenal menangkap Cha’ab di Turki pada November 2019.
Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom mengencam eksekusi mati Cha’ab.
Baca Juga: Pemimpin Iran Ali Khamenei Mengeluh ke Presiden Irak, Kecam Keberadaan Militer AS di Negara Tetangga
“Hukuman mati tak berperikemanusiaan dan hukuman yang tak dapat dibatalkan. Swedia bersama seluruh (Uni Eropa), mengutuk penggunaannya dalam segala keadaan,” katanya.
Finlandia dan Norwegia juga mengecam hukuman mati itu, menggarisbawahi sikap mereka terhadap hukuman mati.
Secara terpisah Kelompok Hak Asasi Manusia Iran di Oslo, juga mengutuk eksekusi tersebut.
Mereka mengatakan pengadilan Cha’ab yang tertutub tindaklah adil dan menjijikan.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.