HELSINKI, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy membantah negaranya melakukan serangan ke Kremlin.
Bantahan itu muncul setelah dilaporkan munculnya serangan melalui drone ke Kremlin yang diklaim merupakan usaha pembunuhan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Kantor Kepresidenan Rusia mengungkapkan pertahanan Rusia menjatuhkan dua drone, Rabu (3/5/2023) kemarin.
Pihak Rusia pun mengancam akan membalas kapan dan di mana dianggap perlu.
Baca Juga: Kediaman Putin di Kremlin Diserang Drone, Moskow Tuding Ukraina Coba Bunuh Kepala Negara Rusia
“Kami tak menyerang Putin atau Moskow. Kami berjuang di wilayah kami,” kata Zelenskyy yang tengah melakukan kunjungan ke Finlandia, dikutip dari BBC.
“Kami hanya membela desa dan kota-kota kami,” tambah Zelenskyy.
Presidensial Rusia mengungkapkan Ukraina berusaha menyerang kediaman Putin di Kremlin.
Mereka menggambarkan serangan itu sebagai aksi teroris terencana dan sebuah usaha pembunuhan terhadap presiden.
Pejabat Rusia mengungkapkan dua drone yang menargetkan Kremlin telah digagalkan menggunakan radar elektronik,
Mereka menambahkan pada saat serangan Putin sedang tidak berada di kompleks tersebut.
Tetapi Ukraina mengatakan tuduhan Rusia hanyalah dalih untuk serangan besar-besaran di wilayahnya.
Adapun Amerika Serikat (AS) pun mengatakan pihaknya memperlakukan klaim Rusia dengan sangat hati-hati.
Sejumlah pejabat Rusia telah meminta agar dilakukan aksi keras dalam merespons serangan itu.
Baca Juga: Zelenskyy Mengaku Tidak Diberi Peringatan dari AS tentang Bocornya Dokumen Rahasia Perang Ukraina
Jenderal Rusia terus memperingatkan akan merespons dengan keras setiap serangan ke wilayah Rusia.
Masih belum jelas apakah Rusia memiliki kapasitas untuk melakukan serangan balasan, atau apakah insiden ini akan memicu eskalasi pada pertempuran di dalam Ukraina.
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak meyakini insiden ini mengindikasikan Rusia bisa menyiapkan provokasu teroris skala besar.
Podolyak menegaskan menyerang Moskow tak masuk akal untuk Ukraina, tapi akan membantu Rusia menjustifikasi serangan mereka ke target warga sipil.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.