Presiden Ceko, Petr Pavel, yang sedang berkunjung ke Ukraina, tidak yakin dengan pembantahan Kremlin tentang tanggung jawab atas pembantaian semacam itu.
"Jumlah serangan terhadap target sipil mengarah pada satu kesimpulan bahwa itu disengaja," ujarnya kepada media Ceko. "Ini adalah rencana jelas yang dimaksudkan untuk menyebabkan kekacauan dan kengerian di antara penduduk sipil."
Tak lama setelah Moskow melepaskan serangan, Kementerian Pertahanan Rusia mengunggah foto di Telegram yang menunjukkan peluncuran rudal dan mengatakan, "Tepat sasaran."
Baca Juga: Rusia Meningkatkan Pertahanan Menanti Serangan Balik Ukraina
Pesan itu memicu kemarahan di kalangan orang Ukraina di media sosial dan beberapa pejabat, yang menganggapnya sebagai kegembiraan atas korban.
"Menteri Pembunuhan Federasi Rusia senang bahwa rudalnya menghantam bangunan tempat tinggal dan membunuh warga sipil," kata Andriy Yermak, kepala kantor presiden Ukraina.
Di Kiev, pecahan rudal atau drone yang diintersep merusak jaringan listrik dan jalan di satu lingkungan. Tidak ada korban dilaporkan.
Pejabat Ukraina mengatakan minggu lalu bahwa mereka telah menerima rudal Patriot buatan Amerika, memberikan Kiev tameng baru yang lama dicari terhadap serangan udara Rusia, tetapi tidak ada kabar apakah sistem itu digunakan pada Jumat.
Sistem anti-pesawat kota diaktifkan, menurut Administrasi Kota Kiev. Sirene serangan udara dimulai sekitar pukul 4 pagi, dan peringatan berakhir sekitar dua jam kemudian.
Serangan rudal ini adalah yang pertama kali terjadi di ibu kota sejak 9 Maret. Pertahanan udara telah berhasil menggagalkan serangan drone Rusia yang lebih baru-baru ini.
Menurut Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, rudal ditembakkan dari pesawat yang beroperasi di wilayah Laut Kaspia. Secara keseluruhan, ia mengeklaim bahwa Ukraina mengintersep 21 dari 23 rudal jelajah tipe Kh-101 dan Kh-555 yang diluncurkan, serta dua drone.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.