"Secara total, kami sudah melatih dan mempersenjatai lebih dari sembilan brigade lapis baja Ukraina baru. Hal ini akan menempatkan Ukraina dalam posisi yang kuat untuk terus merebut wilayah yang diduduki," katanya.
Negara-negara anggota NATO juga menyediakan sistem anti-pesawat dan artileri, sementara Polandia dan Republik Ceko memberikan pesawat MiG-29 buatan Soviet. Ribuan prajurit Ukraina telah dilatih menggunakan senjata standar NATO.
Stoltenberg menekankan "dukungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Ukraina" tetapi memperingatkan "kita tidak boleh meremehkan Rusia."
Moskow sedang memobilisasi lebih banyak pasukan darat dan “akan mengirimkan ribuan tentara dengan tingkat kematian yang sangat tinggi”, katanya.
Baca Juga: China Bermanuver Jadi Mediator Perang Rusia dan Ukraina, Ini Maknanya bagi Kiev
Dalam menghadapi apa yang tampaknya akan menjadi konflik yang berkepanjangan, negara-negara NATO “harus tetap pada jalurnya dan terus memberikan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk menang”, kata Stoltenberg.
Stoltenberg mengatakan KTT NATO pada bulan Juli di Lithuania akan menetapkan rencana untuk “program dukungan multi-tahun” bagi Ukraina.
Minggu lalu, perwakilan anggota NATO berkumpul di Ramstein, Jerman, untuk pembicaraan yang diadakan oleh Amerika Serikat untuk meninjau sistem pertahanan dan pasokan yang dibutuhkan oleh Ukraina.
Zelensky meminta sekutu barat untuk mengirimkan pesawat tempur modern dan peluru kendali jarak jauh untuk membantu mengusir pasukan Rusia, namun negara-negara NATO masih enggan memberikan pesawat jet buatan barat.
Kremlin berupaya menggambarkan keterlibatan negara-negara NATO dalam memperkuat pertahanan Ukraina sebagai bentuk keterlibatan langsung dari aliansi dalam konflik, sesuatu yang dibantah oleh NATO.
Ukraina hanya berbagi sedikit rincian perencanaannya dengan pejabat AS, namun kontra serangan yang direncanakan nampaknya akan terjadi di selatan negara, termasuk di sepanjang pantai Ukraina di Laut Azov, dekat semenanjung Crimea yang diduduki oleh Rusia, kata pejabat AS.
Meskipun pejabat Ukraina telah mengatakan tujuan mereka adalah untuk menembus pertahanan Rusia yang kuat dan menciptakan kehancuran yang luas di dalam pasukan Rusia, pejabat AS telah menilai kontra serangan tersebut tidak mungkin mengubah momentum perang ke arah Ukraina.
Sumber : New York Times/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.