MOSKOW, KOMPAS.TV – Kremlin hari Kamis (28/4/2023) menyatakan Rusia menyambut baik segala hal yang akan mendekatkan akhir konflik di Ukraina ketika ditanya pendapatnya tentang panggilan telepon sehari sebelumnya antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Namun Kremlin mengatakan mereka masih perlu mencapai tujuan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Xi dan Zelenskyy pada Rabu (27/4) berbicara untuk pertama kalinya sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari 2022, memenuhi tujuan yang sudah lama diinginkan oleh Kiev, yang sudah berbulan-bulan mencari pembicaraan dengan Xi Jinping.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hari Kamis (28/4) mengatakan Rusia mengetahui detail dari apa yang didiskusikan kedua pemimpin dan mengatakan sikap mereka terhadap konflik tersebut sudah diketahui dengan baik.
Ketika ditanya apakah Rusia dan China membahas keinginan mengembalikan Ukraina ke perbatasan tahun 1991 dalam kunjungan terbaru Presiden China ke Moskow, Peskov mengatakan, "Tidak ada pembicaraan tentang itu."
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan meskipun sekutu Kiev juga menyambut upaya Xi untuk menghubungi Zelenskyy, hal itu tidak mengubah fakta China masih belum mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.
"Mungkin perang ini akan berakhir di meja perundingan," katanya.
Namun dia menekankan, "adalah hak Ukraina untuk memutuskan apa kondisi untuk pembicaraan dan format apa yang harus dimiliki oleh pembicaraan mana pun."
Baca Juga: Lengkap, Inilah 12 Poin Usulan Perdamaian China untuk Penyelesaian Politik Konflik Rusia Ukraina
Dalam hal apapun, dia mengatakan, "setiap kemungkinan untuk perundingan yang bermakna memerlukan Ukraina punya kekuatan militer yang diperlukan untuk mengirim pesan yang sangat jelas kepada Presiden (Vladimir) Putin bahwa dia tidak akan menang di medan perang."
Untuk tujuan ini, Stoltenberg mengungkapkan sekutu dan mitra NATO menyediakan 1.550 kendaraan lapis baja dan 230 tank kepada Ukraina untuk membentuk unit dan membantu merebut kembali wilayah dari pasukan Rusia.
Pengiriman tersebut mewakili "lebih dari 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan untuk Ukraina," katanya dalam konferensi pers.
Sumber : New York Times/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.