Itu berarti jika PBB menghentikan pekerjaannya karena pembatasan pemerintah Taliban, itu akan memiliki efek ganda mengurangi bantuan dan memotong jalur ekonomi penting bagi warga Afghanistan.
PBB juga memperingatkan bahwa pembatasan dapat mematikan keran bantuan di sumbernya, dengan para donor berhati-hati dalam memberikan uang tunai untuk proyek-proyek yang tidak dapat dilaksanakan.
Seruan PBB untuk Afghanistan 2023 sejauh ini hanya menaikkan lima persen dari target bantuan US$4,6 miliar.
Baca Juga: Staf Perempuan PBB Dilarang Bekerja di Afghanistan, Taliban Ingkari Janji?
"Jika bantuan luar negeri dikurangi tahun ini, Afghanistan mungkin jatuh dari tepi tebing ke dalam jurang," kata perwakilan UNDP di Afghanistan, Abdallah Al Dardari, dalam sebuah pernyataan.
Banyak organisasi menangguhkan operasi mereka sebagai protes terhadap larangan bulan Desember terhadap LSM yang mempekerjakan wanita Afghanistan.
Pengecualian diberikan kepada mereka yang bekerja di sektor kesehatan setelah perselisihan berhari-hari, tetapi UNDP mengatakan 150 LSM dan lembaga bantuan "telah menangguhkan semua atau sebagian dari pekerjaan mereka".
Pejabat bantuan mengatakan mereka membutuhkan pekerja wanita untuk membantu mengidentifikasi dan mendukung penerima manfaat wanita Afghanistan di seluruh negeri.
"Larangan itu memiliki konsekuensi yang sangat negatif," kata Dardari kepada wartawan saat rilis laporan UNDP di Kabul.
"Jika kita tidak memiliki rekan perempuan itu, siapa yang akan mengetuk pintu, memberikan dukungan, dan berbicara dengan perempuan Afghanistan di rumah mereka?"
Baca Juga: Bulan Suci Ramadan Masih Memilukan di Afghanistan, Warga Sahur dan Berbuka Hanya dengan Roti dan Teh
Dampak negatif
PBB mengatakan kepada semua warga negara Afghanistan, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menjauh dari kantor PBB sejak otoritas Taliban melarang staf perempuan Afghanistan untuk bekerja dua minggu lalu.
"Untuk saat ini mereka bekerja dari rumah dan akan tetap menjadi staf PBB dan tetap digaji," kata Dardari.
Perintah itu adalah yang terbaru dari serangkaian pembatasan kebebasan perempuan sejak 2021 yang telah membuat gadis remaja dilarang sekolah dan perempuan diusir dari banyak pekerjaan pemerintah.
Dalam pernyataan publik yang luas menjelang festival Muslim Idul Fitri, pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada mengatakan "Perkembangan Afghanistan adalah tanggung jawab rakyat Afghanistan".
"Kita tidak boleh bergantung pada orang lain," katanya.
Qatar, yang secara tradisional merupakan donor penting yang menekan otoritas Taliban untuk mengakhiri larangan terhadap pekerja perempuan, mengatakan pada Selasa mengirim penerbangan kemanusiaan pertama ke Afghanistan dalam 10 bulan membawa makanan, pasokan medis dan buku.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.