KABUL, KOMPAS.TV – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut jumlah warga miskin Afghanistan melonjak hampir dua kali lipat menjadi 34 juta orang semenjak Taliban berkuasa.
Seperti laporan France24, Selasa (18/4/2023) diketahui bahwa subsidi luar negeri yang besar dihentikan dan program bantuan dikurangi secara dramatis setelah pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat jatuh tahun 2021, karena banyak negara menolak berurusan dengan otoritas Taliban di Kabul.
LSM-LSM yang masih memberikan bantuan vital mendapat pukulan lebih lanjut bulan Desember tahun lalu oleh perintah pemerintah Taliban yang melarang perempuan Afghanistan bekerja untuk mereka.
Pembatasan itu diperpanjang bulan ini untuk pegawai perempuan Afghanistan PBB dan organisasi itu mengungkapkan mereka menghadapi "pilihan yang mengerikan" apakah akan melanjutkan skema bantuannya.
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNDP Selasa (18/4) juga merilis penilaian baru yang mencolok atas data tahun 2022, yang memperkirakan 34 juta warga Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Pemimpin Misterius Taliban Muncul ke Publik Lagi, Ungkapkan 'Reformasi' Afghanistan
Angka tersebut merupakan peningkatan yang mengejutkan dari sebesar 15 juta orang tahun 2020, tahun penuh terakhir pemerintahan yang didukung Barat, namun runtuh dalam hitungan minggu pada musim panas berikutnya.
Tidak ada data sensus kontemporer untuk Afghanistan tetapi PBB menggunakan perkiraan populasi Afghanistan sebanyak 40 juta orang, yang berarti 85 persen negara diproyeksikan berada dalam kemiskinan.
"Beberapa terpaksa menjual rumah, tanah, atau aset mereka yang menghasilkan pendapatan," kata laporan UNDP.
"Yang lain menggunakan praktik yang menyengsarakan diri sendiri, dengan mengkomodifikasi anggota keluarga mereka sendiri, mengubah anak-anak menjadi buruh dan anak perempuan menjadi pengantin."
PBB menerbangkan sejumlah besar dolar AS ke Afghanistan untuk membayar staf dan biaya operasi, suntikan uang tunai yang juga sangat penting dalam menopang ekonomi negara yang goyah.
Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Bekerja di PBB, PBB Sinyalkan Stop Bantuan Kemanusiaan di Afghanistan
Uang tunai senilai US$1,8 miliar masuk ke Afghanistan dengan cara ini antara Desember 2021 dan Januari 2023, menurut misi PBB di Afghanistan.
Ini memperingatkan pada awal tahun "jika jumlah bantuan yang dapat diberikan PBB berkurang, jumlah uang tunai yang dikirimkan akan berkurang".
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.