LONDON, KOMPAS.TV - Media Barat menyoroti kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan TNI yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4/2023).
Mereka mengungkapkan KKB menyerang tentara Indonesia yang tengah mencari pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, yang disandera kelompok bersenjata.
Media Inggris, BBC, melaporkan berdasarkan klaim KKB, setidaknya sembilan tentara ditembak mati dalam pertempuran tersebut.
Sedangkan Associated Press berdasarkan sebuah sumber militer mengatakan ada enam tentara yang tewas.
Baca Juga: Jemaat Gereja Makam Kudus dari Palestina Dihalangi Polisi Israel untuk Rayakan Paskah di Yerusalem
Para tentara tersebut, menurut media-media tersebut, merupakan bagian dari detasemen yang dikirim untuk mencari pilot Susi Air yang ditahan KKB sejak Februari lalu.
Pada laporannya, BBC mengutip pernyataan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono.
Widjojono mengatakan KKB menembak seorang tentara yang jatuh ke jurang sedalam 15 meter, dan melancarkan serangan kedua saat pasukan sedang memulihkan diri.
“Kondisi dari sejumlah tentara yang menyebar di beberapa lokasi masih belum diketahui,” tutur Widjojono, dilansir BBC.
Menurut BBC, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan serangan itu dilakukan untuk mencegah upaya militer menyelamatkan Mehrtens.
Baca Juga: Penjelasan Pertempuran Sudan: Dua Jenderal Berebut Kuasa, Satu Negara Membara
BBC melaporkan, juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, mendorong PBB dan Selandia Baru berkewajiban menekan Indonesia untuk menghentikan operasi militer.
Mehrtens sendiri ditangkap tak lama setelah pesawat bermesin tunggal yang dikemudikannya mendarat di Nduga untuk menurunkan penumpang.
Video dan foto Mehrtens yang dikelilingi oleh pria bersenjata kemudian dirilis oleh KKB. Para penyandera saat itu menegaskan akan membebaskannya jika Papua diberikan kemerdekaan.
Pernyataan Resmi TNI
Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyebut hingga Minggu (16/4/2023), hanya satu prajurit TNI yang gugur akibat kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kontak tembak tersebut terjadi di Distrik Mugi, Sabtu (15/4/2023) sore, dan mengakibatkan satu prajurit gugur, yakni Pratu Miftahul Arifin, anggota Satgas Yonif R321/GT.
“Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin, yang gugur pada 15 April 2023 pukul 16.30 WIT,” jelas Julius dalam konferensi pers di Mabes TNI, Jakarta, Minggu.
Ia juga meminta agar informasi media merujuk pada keterangan yang disampaikan oleh Mabes TNI.
“Menindaklanjuti kesimpangsiuran informasi yang beredar di media sosial sejak kemarin, saya menyarankan kepada segenap awak media untuk berkenan merujuk pada informasi yang disampaikan melalui jalur Mabes TNI.”
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel (Kav) Herman Taryaman menjelaskan insiden penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIT.
Saat itu, kata dia, Satgas dari Yonif R 321/GT yang sedang menjalankan tugas di Distrik Mugi, diserang dan ditembak gerombolan KST.
Sumber : BBC, Associated Press, KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.