"Sulit untuk keluar rumah. Bahkan jika Anda mencoba membangkitkan keberanian untuk keluar, sulit untuk melakukan kontak mata dengan orang lain," kata orang itu, menurut rilis pers pemerintah.
Baca Juga: 5 Kelebihan Orang Introvert di Tempat Kerja, Termasuk Lebih Fokus
Pihak berwenang kini mengkhawatirkan isolasi fisik yang berkepanjangan dapat membuat para pemuda rentan terhadap depresi dan menghambat pertumbuhan fisik mereka karena gaya hidup yang tidak teratur dan kekurangan gizi.
Korea juga sedang bersiap menghadapi penurunan tajam pada populasi usia kerja.
Para ahli khawatir tren penurunan angkatan kerja suatu hari nanti dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang menghancurkan di Korea Selatan, dengan sedikit pekerja mencoba mendukung jumlah pensiunan yang semakin banyak.
Sementara itu, harga properti yang melonjak dan ketidakamanan kerja yang meningkat di Korea Selatan menimbulkan tekanan sosial dan finansial yang besar pada generasi muda.
Lebih dari seperempat orang Korea yang berusia 20 hingga 39 tahun pernah didiagnosis menderita depresi, menurut survei pemerintah tahun 2019.
Dan studi pada tahun 2019 dan 2021 menemukan bahwa hampir sepertiga siswa sekolah menengah dan menengah atas Korea Selatan mempertimbangkan bunuh diri karena tekanan akademik.
Baca Juga: Apresiasi Budaya Korea Selatan, Museum di London Gelar Pameran Bertema K-Pop
Bantuan bulanan sebesar $500 untuk pemuda yang mengisolasi diri terkait dengan Undang-Undang Dukungan Kesejahteraan Pemuda yang lebih luas di Korea.
Bantuan pemerintah lainnya, tidak termasuk yang $500 perbulan untuk remaja di bawah Undang-Undang tersebut mencakup $1.500 atau Rp22 juta per tahun untuk biaya medis, hingga $577 atau Rp8,5 juta per bulan untuk biaya sekolah dan kuliah, $277 atau Rp4 juta per bulan untuk layanan dukungan pekerjaan, dan $230 atau Rp3,4 juta per bulan untuk layanan kesehatan mental.
Beberapa pemuda juga memenuhi syarat untuk mendapatkan $2.700 atau Rp40 juta per tahun untuk membayar biaya hukum dan $230 atau Rp3,4 juta per bulan untuk pengalaman budaya.
Juru bicara kementerian mengatakan pemerintah biasanya mempertimbangkan aplikasi dari pemuda yang tidak bersekolah, berisiko nakal atau liar, tidak terawasi, atau berasal dari rumah tangga dengan pendapatan di bawah median.
Pemuda juga bisa mendapatkan dukungan tunai sebesar $230 atau Rp3,4 juta untuk operasi kosmetik, yang kata juru bicara tersebut. Bantuan ini mencakup perbaikan bekas luka, tato, gigi yang hilang, atau kecacatan yang "membuat sulit bagi mereka untuk berinteraksi dengan teman sebaya dalam kehidupan sehari-hari."
Namun, operasi plastik pada umumnya tidak memenuhi syarat untuk tujuan ini, tambah juru bicara tersebut.
Sumber : Insider/WION
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.