WASHINGTON, KOMPAS.TV - Akhirnya terungkap siapa sosok yang diduga membocorkan dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) secara online.
Adalah anggota intelijen garda nasional bernama Jack Teixeira yang diduga sebagai pelaku pembocoran dokumen rahasia Pentagon tersebut.
Teixeira dilaporkan telah ditangkap FBI, Kamis (13/4/2023) kemarin.
Seperti diketahui, selama sepekan terakhir ini, dilaporkan terjadinya kebocoran dokumen rahasia AS secara online.
Baca Juga: Kiev Berkeras, Syarat Perundingan adalah Pasukan Rusia Mundur dari Seluruh Wilayah Ukraina
Dokumen itu berisi sejumlah laporan Pentagon terkait sekutu AS, maupun mengenai Rusia dan permasalahan dunia lainnya.
Dikutip dari Sky News, Teixeira dikatakan telah mengawasai grup online pribadi, yang berisi sekitar 25 anggota aktif, di mana dokumen rahasia tersebut dibagikan.
Teixeira yang merupakan anggota sayap intelijen Garda Nasional Massachusetts ditangkap di sebuah property di North Digton dan dibawa ke tahanan oleh FBI.
Jaksa Agung AS, Merrick Garland mengonfirmasikan penangkapan Teixeira.
Ia mengatakan Teixeira, yang merupakan spesialis IT dibawa ke pengadilan Massachusetts untuk penampilan awal.
Menurut Garland, ia akan didakwa di bawah Undang-Undang (UU) Mata-Mata, yang menjadikannya kejahatan untuk menghapus atau mengirimkan informasi rahasia pertahanan nasional.
Namun, seorang teman Teixeira mengatakan ia tak tertarik membantu badan asing.
Bahkan menurut mereka, ia lebih termotivasi oleh keberanian daripada ideologi dalam berbagi informasi dengan ruang online pribadi, yang sebagian besar terdiri dari pemain online muda.
Pentagon sendiri telah mencari sumber dari kebocoran dokumen rahasia yang mengekspos ratuisan halaman intelijen, mengenai usaha Rusia di Ukraina, dan memata-matai sekutu AS.
Baca Juga: Dokumen Rahasia AS Kembali Bocor, Sebut Sekjen PBB Mengakomodasi Kepentingan Rusia
Sekretaris Pers Pentagon, Brigadir Jenderal Angkatan Udara Pat Ryder menegaskan pihaknya menganggap serius kebocoran tersebut.
Saat ditanya apakah AS akan mengubah kebijakan keamanannya, ia menegaskan langkah tersebut telah diambil untuk meninjau daftar distribusi.
“Kami memiliki pedoman ketat untuk menjaga informasi rahasia dan sensitif,” tuturnya.
“Ini adalah tindakan kriminal yang disengaja, pelanggaran terhadap pedoman ini,” sambung Ryder.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.