Namun, kesepakatan itu rapuh dan menjadi subjek ancaman berulang oleh Moskow untuk mengakhiri kesepakatan tersebut.
Dalam perselisihan terbaru, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Kamis bahwa tidak akan ada diskusi tentang perpanjangan perjanjian biji-bijian Laut Hitam setelah 18 Mei, sampai ada kemajuan dalam menyelesaikan apa yang disebut sebagai "lima masalah sistemik" yang timbul akibat sanksi terhadap Rusia terkait perang.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutkan masalah-masalah tersebut meliputi penyambungan kembali bank pertanian milik negara Rusia ke sistem perbankan internasional SWIFT; melanjutkan pasokan mesin pertanian, suku cadang, dan jasa ke Rusia; menghapus batasan asuransi dan reasuransi serta larangan akses ke pelabuhan; memulihkan operasi pipa amonia Tolyatti-Odesa; dan membuka blokir aset dan rekening perusahaan-perusahaan Rusia terkait produksi dan transportasi makanan dan pupuk.
Baca Juga: Dokumen Rahasia AS Kembali Bocor, Sebut Sekjen PBB Mengakomodasi Kepentingan Rusia
Rusia setuju bulan lalu untuk memperpanjang perjanjian biji-bijian selama 60 hari, dibandingkan dengan 120 hari pada perpanjangan sebelumnya, sebagai tanda peringatan kepada Barat.
Di medan perang, analis militer mengatakan serangan balik Ukraina yang diantisipasi dalam beberapa bulan mendatang dapat mengincar koridor darat antara Rusia dan Krimea, dengan harapan membelah pasukan Rusia menjadi dua.
Ini akan menjadi tantangan militer yang menakutkan. Citra satelit menunjukkan pasukan Kremlin sedang menggali sistem parit yang luas di daerah antara Ukraina daratan dan Semenanjung Laut Hitam.
Pertempuran dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi perang hancur-hancuran, di mana kedua belah pihak tidak mampu mendapatkan momentum selama musim dingin dan sering kali beralih ke pengeboman jarak jauh.
Setidaknya empat warga sipil tewas dan 11 lainnya terluka dalam serangan Rusia terbaru yang terus melanda infrastruktur sipil, demikian kantor Presiden Ukraina mengatakan pada Kamis.
Militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia selama 24 jam sebelumnya meluncurkan 32 serangan udara, dua serangan peluru kendali, dan 40 serangan dari peluncur roket multipel.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.