BANGALURU, KOMPAS.TV - India akan melampaui jumlah penduduk China pada bulan ini. Atau mungkin pada bulan Juli. Atau, mungkin ini sudah terjadi?
Seperti laporan Associated Press, Selasa (11/4/2023), demografer tidak yakin secara pasti kapan India akan mengambil gelar sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia karena mereka mengandalkan perkiraan untuk membuat tebakan terbaik mereka. Namun, mereka tahu bahwa itu akan terjadi segera, jika belum terjadi saat ini.
China memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia sejak setidaknya tahun 1950, saat data populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dimulai.
Baik China maupun India memiliki lebih dari 1,4 miliar penduduk, dan bersama-sama mereka menyumbang lebih dari sepertiga dari total 8 miliar penduduk dunia.
“Sebenarnya, tidak ada cara bagi kita untuk mengetahui secara pasti kapan India akan melampaui China,” kata Bruno Schoumaker, seorang demografer di Université catholique de Louvain di Belgia. “Ada beberapa ketidakpastian, tidak hanya tentang populasi India, tetapi juga populasi China.”
Perhitungan matematika dari sejumlah survei, serta catatan kelahiran dan kematian, memperkirakan India akan melampaui China pada pertengahan April tahun ini. Namun, demografer memperingatkan, kesimpulan perlu diambil dengan hati-hati karena angka-angka tersebut masih kabur dan dapat direvisi.
“Ini hanya perkiraan kasar, tebakan terbaik,” kata Patrick Gerland, kepala bagian perkiraan dan proyeksi populasi di PBB di New York.
Tidak lama yang lalu, India tidak diharapkan akan menjadi negara dengan populasi terbanyak sampai akhir dekade ini. Namun, timing tersebut telah dipercepat oleh penurunan tingkat fertilitas China, dengan keluarga yang memiliki sedikit anak.
Baca Juga: Resesi Populasi Semakin Nyata di Asia, Bagaimana dengan Indonesia?
Demografer di Divisi Populasi PBB membuat perkiraan berdasarkan proyeksi dari berbagai sumber data untuk mendapatkan angka demografi yang paling terbaru.
Pembaruan terakhir untuk data yang digunakan untuk perhitungan ini untuk India dan China adalah Juli 2022, kata Sara Hertog, seorang petugas urusan populasi PBB di New York.
Demografer kemudian menggunakan teknik statistik untuk menyimpulkan kapan populasi India telah melampaui China, menurut Stuart Gietel-Basten, seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Khalifa di Abu Dhabi.
“Kenyataannya, tentu saja, bahwa perkiraan ini hanya sebatas itu,” kata Gietel-Basten. “Namun, setidaknya mereka didasarkan pada metodologi yang relatif solid dan konsisten.”
Dasar dari angka-angka kedua negara ini adalah sensus, atau penghitungan penduduk per kepala, yang dilakukan setiap dekade.
Sensus terakhir China dilakukan tahun 2020. Demografer menggunakan catatan kelahiran dan kematian, bersama dengan data administratif lainnya, untuk menghitung bagaimana populasi bertumbuh sejak saat itu.
Sensus terakhir India dilakukan pada tahun 2011. Sensus yang dijadwalkan pada tahun 2021 ditunda karena Covid-19.
Tanpa penghitungan pintu ke pintu selama lebih dari satu dekade, survei sampel telah mengisi kesenjangan untuk membantu demografer dan India sendiri memahami populasi mereka, kata Alok Vajpeyi dari organisasi non-pemerintah yang berbasis di New Delhi, Population Foundation of India.
Salah satu survei paling penting adalah Sistem Registrasi Sampel, survei demografi besar-besaran India yang mengumpulkan data tentang hal-hal seperti kelahiran, kematian, kesuburan, dan lain-lain.
Andrea Wojnar, perwakilan Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk India, mengatakan bahwa agensi tersebut percaya pada angka-angka survei tersebut, "karena menggunakan metodologi yang sangat kuat".
Baca Juga: Penduduk China Menyusut 850 Ribu Jiwa, Penurunan Populasi Pertama dalam Beberapa Dekade
China punya populasi yang menua dengan pertumbuhan stagnan. Ini meski kebijakan satu anak di China dicabut tujuh tahun lalu, dan dua tahun silam pemerintah China menyatakan bahwa pasangan dapat memiliki hingga tiga anak.
Sementara itu, India punya populasi yang jauh lebih muda, tingkat kesuburan yang lebih tinggi, dan penurunan kematian bayi selama tiga dekade terakhir.
India punya lebih banyak bayi yang lahir setiap tahunnya dibandingkan negara lain, sedangkan China bergabung dengan banyak negara Eropa yang memiliki lebih banyak kematian setiap tahun daripada kelahiran, kata Dudley Poston, Jr., seorang profesor emeritus sosiologi di Texas A&M University.
Ada lebih dari sekadar hak bergengsi dalam menentukan negara mana yang memiliki populasi terbesar di dunia — ada konsekuensi sosial dan ekonomi.
Di India, itu berarti tenaga kerja yang berkembang dan pertumbuhan yang memicu aktivitas ekonomi. Di China, itu berarti sedikitnya jumlah orang dewasa yang dapat bekerja untuk menopang populasi yang menua.
Saat suatu negara mencapai tingkat kesuburan yang rendah, sering kali sulit untuk memulihkan pertumbuhan populasi, bahkan dengan perubahan kebijakan pemerintah untuk mendorong lebih banyak kelahiran, kata Toshiko Kaneda, direktur teknis penelitian demografi di Population Reference Bureau di Washington.
“Secara psikologis, ini akan sulit bagi China, terutama mengingat persaingan di bidang lain antara kedua negara,” kata Gietel-Basten. “Ini adalah momen besar dalam sejarah manusia ketika tongkat estafet diserahkan ke India."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.