"Kami akan menyerangnya dengan semua sistem senjata yang kami miliki, baik darat, laut dan udara," kata Logico.
Lokasi yang berhadapan dengan Laut China Selatan dan seberang perairan dari Selat Taiwan kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran bagi China, namun pejabat militer Filipina mengatakan manuver tersebut bertujuan untuk memperkuat pertahanan pantai negara dan tidak ditujukan kepada negara manapun.
Baca Juga: China Rampungkan Simulasi Kepung Taiwan, Tentara PLA Nyatakan Siap Bertarung
Skenario lapangan semacam itu akan "menguji kemampuan sekutu dalam tembakan langsung gabungan, berbagi informasi dan intelijen, komunikasi antara unit-manuver, operasi logistik, operasi amfibi," kata Kedutaan Besar AS di Manila.
Washington dan Beijing saling berhadapan saling gertak atas sengketa wilayah yang membara melibatkan China, Filipina, dan empat pemerintah lainnya serta tujuan Beijing untuk mengambil alih Taiwan, dengan kekuatan jika perlu.
China minggu lalu memperingatkan tentang peningkatan penempatan militer AS di wilayah tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers rutin di Beijing mengatakan hal itu "hanya akan menyebabkan lebih banyak ketegangan dan kurangnya perdamaian dan stabilitas di wilayah itu."
Latihan Balikatan dibuka di Filipina sehari setelah China menyelesaikan tiga hari latihan tempur yang mensimulasikan blokade militer terhadap Taiwan, menyusul pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua Kongres AS Kevin McCarthy minggu lalu di California yang membuat Beijing murka.
Hari Senin, Armada ke-7 Angkatan Laut AS menempatkan kapal perusak berpemandu rudal USS Milius dalam jarak 12 mil laut dari Mischief Reef, sebuah tanah karang klaim Manila yang dikuasai China pada pertengahan 1990-an dan diubah menjadi salah satu pangkalan pulau berlindung dari tujuh kepulauan Spratly yang menjadi sengketa di Laut China Selatan.
Militer AS melakukan operasi "kebebasan berlayar" selama bertahun-tahun untuk menantang klaim wilayah yang luas dari China di jalur yang sibuk tersebut.
"Selama beberapa negara terus mengklaim dan menegaskan batasan atas hak yang melebihi kewenangan mereka di bawah hukum internasional, Amerika Serikat akan terus mempertahankan hak dan kebebasan laut yang dijamin untuk semua," kata Armada ke-7.
"Tidak ada anggota masyarakat internasional yang harus diintimidasi atau dipaksa untuk menyerahkan hak dan kebebasannya."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.