Macron didampingi oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebagai tanda persatuan Eropa.
Von der Leyen menyebut ia mendorong Xi untuk menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan pemimpin China "mengulangi kesediaannya untuk berbicara ketika kondisi dan waktu sudah tepat."
"Saya pikir ini adalah elemen positif," kata Von der Leyen.
Von der Leyen memperingatkan China untuk tidak mengirimkan peralatan militer ke Rusia, mengulangi peringatan pada Rabu oleh 31 anggota pemerintah NATO tentang "konsekuensi serius" untuk pengiriman senjata atau amunisi.
Baca Juga: China Kecam Rencana Penempatan Tentara AS di 9 Pangkalan Militer Filipina: Ganggu Stabilitas Kawasan
"Mengirim senjata ke penyerang merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas," kata Von der Leyen. "Ini akan sangat merugikan hubungan antara Uni Eropa dan China."
China adalah pembeli terbesar minyak dan gas Rusia, yang membantu menjaga pendapatan Kremlin menghadapi sanksi Barat. Hal ini meningkatkan pengaruh China, tetapi Xi terlihat enggan mengambil risiko merusak kemitraan itu dengan memberikan tekanan pada Putin.
"China selalu mengikuti posisi yang objektif dan adil dalam masalah krisis Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning. "Kami selalu menjadi advokat solusi politik atas krisis dan penggiat dialog damai."
Pada hari Rabu juga, pemerintah Perancis dan China mengumumkan kesepakatan, termasuk pembelian 160 pesawat Airbus oleh sebuah perusahaan leasing China dan kerja sama antara perusahaan mereka dalam pengembangan energi nuklir, surya, angin, dan biofuel.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.