Kompas TV internasional kompas dunia

Musim Kemarau Hebat Landa Thailand, Indeks Panas Bangkok Hari Ini Tembus 50 Derajat Celsius!

Kompas.tv - 6 April 2023, 20:16 WIB
musim-kemarau-hebat-landa-thailand-indeks-panas-bangkok-hari-ini-tembus-50-derajat-celsius
Ilustrasi suhu panas. Bangkok diperkirakan akan menjadi daerah terpanas di Thailand mulai hari Kamis, dengan indeks panas mencapai 50,2 derajat Celsius, menurut Departemen Meteorologi Thailand. (Sumber: SHUTTERSTOCK)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BANGKOK, KOMPAS.TV - Bangkok diperkirakan akan menjadi daerah terpanas di Thailand mulai hari Kamis, dengan indeks panas mencapai 50,2 derajat Celsius, menurut Departemen Meteorologi Thailand seperti laporan Straits Times, Kamis (6/4/2023).

Distrik Bang Na di selatan ibu kota Thailand memimpin sebagai lima daerah terpanas yang diprediksi di negara tersebut ketika musim panas menyengat akan menyapu Thailand.

Daerah terpanas kedua adalah Laem Chabang di Chonburi dengan suhu mencapai 49,4 derajat Celsius, diikuti oleh Phuket (47,9 derajat Celsius), Si Sa Ket (41,5 derajat Celsius), dan Phetchabun (40,6 derajat Celsius).

Orang yang menghabiskan waktu di luar ruangan pada suhu antara 41 - 54 derajat Celsius berisiko mengalami kram otot dan heat stroke atau sengatan panas, kata departemen tersebut.

Departemen tersebut menggunakan klasifikasi empat tingkat untuk menilai indeks panas:

Tingkat pemantauan (hijau): 27 - 32 derajat Celsius; Tingkat peringatan (kuning): 32 - 41 derajat Celsius; Tingkat berbahaya (oranye): 41 - 54 derajat Celsius; dan Tingkat sangat berbahaya (merah): lebih dari 54 derajat Celsius.

Baca Juga: 78 Tahun Lagi, Negara Tropis Diperkirakan Kerap Hadapi Gelombang Panas ‘Mengerikan’ dan ‘Berbahaya’

Bangkok diperkirakan akan menjadi daerah terpanas di Thailand mulai hari Kamis, dengan indeks panas mencapai 50,2 derajat Celsius, menurut Departemen Meteorologi Thailand. (Sumber: Straits Times)

Departemen tersebut juga telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk wilayah utara Thailand, dengan perkiraan badai petir terisolasi, angin kencang, dan badai es dari Kamis hingga Minggu.

Badai musim panas akan mempengaruhi warga di provinsi-provinsi bagian timur laut dan timur bawah, kata departemen tersebut.

Badai tersebut akan berkembang di wilayah utara dan tengah, termasuk Bangkok, pada akhir pekan.

Departemen tersebut menyarankan kepada warga di daerah yang terkena badai untuk menghindari tanah terbuka, pohon besar, dan bangunan yang tidak stabil. Petani harus mewaspadai kemungkinan kerusakan pada tanaman dan hewan ternak mereka, tambahnya.

Bahaya heat stroke selama musim panas di Thailand ditekankan minggu lalu ketika politisi-taipan Chonsawat Asavahame, 54 tahun, meninggal karena kondisi tersebut. Heat stroke terjadi ketika suhu tubuh melebihi 40 derajat Celsius.

"Tubuh bahkan tidak bisa berkeringat pada titik ini karena aliran darah ke kulit berhenti, membuatnya terasa dingin dan lembab," kata BBC.

Baca Juga: Cara Jitu Bos Narkoba Thailand Hindari Kejaran Polisi, Operasi Plastik Jadi “Pria Tampan Korea”

Ilustrasi kebakaran hutan. Bangkok diperkirakan akan menjadi daerah terpanas di Thailand mulai hari Kamis, dengan indeks panas mencapai 50,2 derajat Celsius, menurut Departemen Meteorologi Thailand (Sumber: Emilio Fraile/Associated Press)

Gejala lainnya termasuk kebingungan, kelelahan, bicara cadel, kehilangan kesadaran, dan kejang. Tanpa bantuan tepat waktu, heat stroke bisa berakibat fatal.

Penderita harus diusap dengan kain basah dingin untuk menyejukkan tubuh mereka. Mereka juga harus minum banyak air untuk rehidrasi.

Indeks panas, seperti dikatakan Layanan Cuaca Amerika Serikat, juga dikenal sebagai suhu terasa, yaitu suhu yang dirasakan oleh tubuh manusia ketika kelembapan relatif dikombinasikan dengan suhu udara.

Ini adalah pertimbangan penting untuk kenyamanan tubuh manusia. Ketika tubuh terlalu panas, tubuh mulai berkeringat untuk menyejukkan diri. Jika keringat tidak dapat menguap, tubuh tidak dapat mengatur suhunya.

Penguapan adalah proses pendinginan. Ketika keringat menguap dari tubuh, suhu tubuh efektif turun. Ketika kandungan kelembapan atmosfer (yaitu kelembaban relatif) tinggi, laju penguapan dari tubuh menurun.

Dengan kata lain, tubuh manusia merasa lebih hangat dalam kondisi lembap. Kebalikannya terjadi ketika kelembaban relatif turun karena laju keringat meningkat. Tubuh sebenarnya merasa lebih dingin dalam kondisi kering.


 

 




Sumber : Kompas TV/Straits Times/weather.gov




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x