Ia juga menangkap gelagat mencurigakan Trepova saat diminta Tatarsky untuk duduk di barisan depan. Trepova menolak dengan alasan malu, dan memilih duduk di sebelah kiri, lalu pindah ke bagian belakang.
“Bahasa tubuhnya mengindikasikan dia menanti sesuatu terjadi,” ujar Omelchenko merujuk tindak-tanduk Trepova. “Dia tampak sangat grogi.”
Tatarsky lalu membuka kotak karton berisi patung emas replika dirinya dan memeriksanya, lalu terdengar bercanda, “Betapa tampannya orang ini.”
Beberapa menit kemudian, terdengar ledakan yang menewaskan Tatarsky dan melukai sekitar 40 orang lainnya di Street Food Bar No.1, sebuah kafe yang populer di kalangan aktivis pro-perang dan kerap menjadi lokasi pertemuan bagi gerakan ultra-nasionalis Cyber Front Z.
Baca Juga: Usai Bombardir Mariupol, Rusia Siap Bangun Kota Kembar dengan St Petersburg, Sinyal Invasi Permanen?
Otoritas Rusia pun menahan Trepova, 26 tahun, sehari setelah insiden itu pada Senin (3/4). Dia didakwa melakukan aksi terorisme.
Komite Investigatif dan Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia mengeklaim para pendukung oposisi Alexei Navalny yang kini tengah dipenjara dan para petempur Ukraina menggunakan Trepova untuk membunuh Tatarsky, seorang pendukung invasi Rusia ke Ukraina yang memiliki nama asli Maxim Fomin.
Perwakilan Navalny sendiri membantah berada di balik ledakan itu, dan justru menuding Dinas Keamanan Feredal Rusia (FSB) bertanggung jawab.
Sementara itu, penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mencuit, “Para laba-laba saling memangsa satu sama lain dalam toples," seraya menuding insiden itu dilakukan oleh faksi dinas keamanan Rusia.
Sumber : Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.