Satu-satunya pilihan yang tersedia adalah melakukan tindakan hukum terhadap keluarga itu.
“Itu masalah perdata. Saya tak bisa membuat keputusan untuk mengubur atau mengkremasinya sendiri,” kata pemilik kamar jenazah itu.
“Itu harus datang dari keluarganya, tetapi mereka tak mengatakan apa-apa. Ia adalah pria terkenal dan tak pantas diperlakukan seperti ini. Saya harap pengadilan dapat memberikan keringanan,” tambahnya.
Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa janda Moodley, Jessie, menjelaskan keengganan keluarganya untuk menyetujui pemakaman pendeta itu.
Ia mengeklaim dirinya memiliki visi tentang pemimpin agama yang hidup kembali.
Namun, setelah melihat bukti bahwa keluarga itu telah dihubungi sebanyak 28 kali, dan menerima laporan dari pihak berwenang setempat tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan, pengadilan Gauteng memberikan izin pemakaman atau kremasi wajib.
Baca Juga: Kebiadaban Tentara Israel di Bulan Ramadan, Bunuh Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa
Putusan pengadilan ditangguhkan selama satu bulan agar keluarga Moodley dapat mengetahuinya.
Rumah jenazah mengklarifikasi bahwa mereka tak ingin melanggar kebebasan beragama siapa pun, tetapi mereka juga harus mematuhi peraturan kesehatan.
Akhirnya pada 16 Maret 2023, jasad Moodley dimakamkan di Pemakaman Westpark di Johannesburg, dengan dihadiri keluarga terdekatnya.
Namun, istri dan kedua anaknya tak menghadiri upacara pemakaman tersebut. Media Afrika Selatan melaporkan, mereka tetap memimpin Pusat Keajaiban untuk menggantikan sang pendeta.
Sumber : Oddity Central
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.