BEIJING, KOMPAS.TV - China hari Rabu, (29/3/2023) mengancam "tindakan balasan tegas" atas pertemuan yang direncanakan antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua Kongres atau DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy pada kunjungan Tsai ke Los Angeles, seperti laporan Associated Press, Rabu, (29/3/2023).
Tekanan diplomatik terhadap Taiwan makin meningkat baru-baru ini, dengan Beijing memburu sekutu diplomatik Taipei yang semakin berkurang sementara juga mengirim jet tempur terbang ke pulau itu hampir setiap hari.
Awal bulan ini, Honduras menjalin hubungan diplomatik dengan China, meninggalkan Taiwan dengan hanya 13 negara yang mengakuinya sebagai negara berdaulat.
Tsai menggambarkan perjalanan itu sebagai kesempatan untuk menunjukkan komitmen Taiwan terhadap nilai-nilai demokrasi di panggung dunia, saat dia meninggalkan Taiwan Rabu sore untuk memulai tur 10 harinya di Amerika.
“Saya ingin memberi tahu seluruh dunia bahwa Taiwan yang demokratis akan dengan tegas menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, dan akan terus menjadi kekuatan untuk kebaikan di dunia, melanjutkan siklus kebaikan, memperkuat ketahanan demokrasi di dunia,” ujar Tsai kepada wartawan sebelum dia naik ke pesawat. “Tekanan eksternal tidak akan menghalangi resolusi kami untuk terlibat dengan dunia.”
Tsai dijadwalkan transit melalui New York pada 30 Maret sebelum menuju ke Guatemala dan Belize. Pada tanggal 5 April, dia diperkirakan akan singgah di Los Angeles dalam perjalanan kembali ke Taiwan, di mana pertemuan dengan McCarthy dijadwalkan untuk sementara. Perhentian AS adalah yang paling diawasi dari perjalanannya.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan dari pemerintah China, Zhu Fenglian pada konferensi pers hari Rabu mengecam persinggahan Tsai dalam perjalanan ke sekutu diplomatik di Amerika Tengah dan menuntut agar tidak ada pejabat AS yang bertemu dengannya.
“Kami dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan tegas,” kata Zhu. AS harus "menahan diri dari mengatur kunjungan transit Tsai Ing-wen dan bahkan kontak dengan pejabat Amerika, dan mengambil tindakan nyata untuk memenuhi komitmen seriusnya untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan," katanya.
Baca Juga: Direktur CIA: Militer China Disiapkan untuk Invasi Taiwan pada 2027
Kunjungan transit melalui Amerika Serikat selama perjalanan internasional yang lebih luas oleh presiden Taiwan telah menjadi rutinitas selama bertahun-tahun, pejabat senior AS di Washington dan Beijing telah menggarisbawahi rekan-rekan China mereka.
Dalam kunjungan tidak resmi dalam beberapa tahun terakhir, Tsai bertemu anggota Kongres, diaspora Taiwan dan disambut ketua American Institute di Taiwan, organisasi nirlaba yang dikelola pemerintah AS yang melakukan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Tsai transit melalui Amerika Serikat enam kali antara 2016 dan 2019 sebelum memperlambat perjalanan internasional karena pandemi Covid-19. Menanggapi kunjungan tersebut, China melakukan serangan retoris terhadap AS dan Taiwan.
Namun, pertemuan yang direncanakan dengan McCarthy memicu kekhawatiran akan reaksi keras China di tengah meningkatnya gesekan antara Beijing dan Washington atas dukungan AS untuk masalah Taiwan, perdagangan, dan hak asasi manusia.
Menyusul kunjungan Ketua DPR saat itu Nancy Pelosi ke Taiwan tahun 2022, Beijing meluncurkan rudal ke wilayah tersebut, mengerahkan kapal perang melintasi garis median Selat Taiwan, dan melakukan latihan militer dalam simulasi blokade pulau tersebut. Beijing juga menangguhkan pembicaraan iklim dengan AS dan membatasi komunikasi antar militer dengan Pentagon.
Kevin McCarthy mengatakan dia akan bertemu dengan Tsai ketika dia berada di AS dan tidak mengesampingkan kemungkinan bepergian ke Taiwan untuk menunjukkan dukungan.
Beijing melihat kontak resmi Amerika dengan Taiwan sebagai dorongan untuk menjadikan kemerdekaan de facto pulau itu yang telah berusia puluhan tahun menjadi kemerdekaan permanen, langkah yang menurut para pemimpin AS tidak mereka dukung.
Baca Juga: AS Setujui Penjualan Senjata Termasuk Rudal F-16 ke Taiwan, Persiapan Hadapi Serangan China
Nancy Pelosi adalah pejabat Amerika peringkat tertinggi yang mengunjungi pulau itu setelah kunjungan Newt Gingrich tahun 1997 saat menjabat ketua Kongres. Di bawah kebijakan "Satu China", AS mengakui pandangan Beijing atas kedaulatan atas Taiwan, tetapi mempertimbangkan Status Taiwan tidak menentu. Taipei adalah mitra penting bagi Washington di Indo-Pasifik.
Para pejabat AS semakin khawatir tentang China yang terlihat makin gencar berupaya membawa Taiwan di bawah kendalinya dengan paksa jika perlu. Beijing melihat politisi AS berkonspirasi dengan Partai Progresif Demokratik pro-kemerdekaan Tsai untuk membuat pemisahan permanen dan menghalangi kebangkitan China sebagai kekuatan global.
Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979, yang mengatur hubungan AS dengan Taiwan, tidak mengharuskan Washington turun tangan secara militer jika China melakukan serangan militer tetapi menjadikannya sebagai kebijakan Amerika untuk memastikan Taiwan memiliki sumber daya untuk mempertahankan diri dan untuk mencegah perubahan status sepihak oleh Beijing.
Ketegangan melonjak awal tahun ini ketika Presiden Joe Biden memerintahkan balon mata-mata China ditembak jatuh setelah melintasi benua Amerika Serikat. Pemerintahan Biden juga mengatakan temuan intelijen AS menunjukkan bahwa China sedang mempertimbangkan pengiriman senjata ke Rusia untuk perang yang sedang berlangsung di Ukraina, tetapi belum ada bukti bahwa Beijing telah melakukannya.
China dipandang Barat memberi Rusia dukungan ekonomi dan politik, di mana Presiden Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping bertemu di Moskow awal bulan ini. Itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara sekutu sejak sebelum Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu.
Pemerintahan Biden menunda kunjungan yang direncanakan ke Beijing oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken setelah kontroversi balon, tetapi telah mengisyaratkan ingin agar rencana kunjungan itu kembali diurus.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.