"Kami telah belajar hidup di bawah tekanan ekonomi dan politik," kata Antonov. "Pengalaman dari sanksi sebelumnya telah menunjukkan bahwa mereka lebih merugikan pasar dunia, memperburuk situasi warga negara biasa di negara-negara yang memicu atau mendukung sanksi yang ceroboh."
Peringatan invasi tahun lalu pada 24 Februari tidak membawa henti dalam serangan Rusia.
Namun, dalam salah satu postingan videonya pada hari Sabtu, Zelenskyy bertanya, "Apakah mungkin bagi kita untuk menang?"
“Ya,” ujarnya. “Kita bisa melakukannya dengan bersatu, tekad yang kuat, dan tanpa mengalah, untuk mengakhiri agresi Rusia tahun ini.”
Baca Juga: Menhan Ukraina Pamer Bantuan Tank Leopard: Mana Jalan menuju Moskow?
Militer Ukraina melaporkan pada hari Sabtu terjadi 27 serangan udara dan 75 serangan dari peluncur roket Rusia dalam waktu 24 jam terakhir. Militer tersebut mengatakan upaya ofensif Rusia terus berpusat di timur dan tenggara industri Ukraina.
Lima warga sipil diklaim terluka di provinsi Donetsk, di mana wilayahnya sebagian besar dikuasai Rusia dan Ukraina.
Di wilayah Kherson selatan, Gubernur Oleksandr Prokudin juga melaporkan 83 serangan artileri Rusia, dengan ibu kota regional, Kherson, terkena sembilan kali, dan gedung-gedung hunian, taman kanak-kanak, dan institusi medis terkena serangan. Kepala kantor presiden Ukraina melaporkan tiga warga sipil terluka di wilayah tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Sabtu, bahwa ia berencana untuk membahas upaya perdamaian terkait perang Ukraina dengan Tiongkok ketika ia melakukan perjalanan ke sana pada bulan April. Tiongkok telah menyerukan gencatan senjata dan pembicaraan perdamaian. Zelenskyy pada hari Jumat memberikan dukungan terbatas untuk minat Beijing dalam memainkan peran.
Macron mengatakan di Paris bahwa "Tiongkok sekarang harus membantu kami untuk menekan Rusia."
"Tentu saja agar Rusia tidak pernah menggunakan senjata kimia atau nuklir," ujarnya. "Tetapi juga agar (Rusia) menghentikan agresi ini sebagai syarat untuk perundingan."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.