Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Kembali Hajar Seluruh Ukraina dengan Rentetan 36 Rudal, Ukraina Klaim Tembak Jatuh 16 Rudal

Kompas.tv - 17 Februari 2023, 01:05 WIB
rusia-kembali-hajar-seluruh-ukraina-dengan-rentetan-36-rudal-ukraina-klaim-tembak-jatuh-16-rudal
Petugas penyelamat membersihkan puing-puing bangunan yang dihancurkan roket Rusia di Pokrovsk, Ukraina, Rabu, 15 Februari 2023. Pasukan Rusia kembali menyerang Ukraina dengan hujan 36 rudal berbagai jenis pada Kamis (16/2/2023), menyerang target dari timur hingga barat Ukraina. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Secara keseluruhan, serangan dan penembakan Rusia dalam 24 jam terakhir telah menewaskan sedikitnya tujuh orang, menurut kantor presiden Ukraina.

Perang antara Ukraina dan Rusia terjadi sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Semenanjung Krimea. Kedua belah pihak menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata yang berulang kali dilakukan. Serangan ini menunjukkan eskalasi yang memprihatinkan dan memperburuk situasi konflik di wilayah tersebut.

Baca Juga: Pengakuan Napi Rusia yang Dikirim Perang ke Ukraina: Kami Dijadikan Sasaran Tembak

Foto satelit kota Petrivka di Donetsk, 10 Februari 2023. Pertempuran sengit berkecamuk di luar Bakhmut saat pasukan Rusia merangsek dengan artileri berat dan serangan infanteri, kata kantor kepresidenan Ukraina hari Senin. (Sumber: AP Photo/Maxar)

Didukung oleh puluhan ribu pasukan cadangan, Rusia telah meningkatkan serangan darat di Ukraina selatan dan timur dalam beberapa pekan terakhir, dan tampaknya akan melakukan serangan besar saat peringatan invasi pertama pada 24 Februari semakin dekat.

Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan kota-kota Ukraina, mengguncang ekonomi global saat pulih dari pandemi Covid-19, dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka.

Jerman melaporkan 1,1 juta orang tiba dari Ukraina pada 2022, melebihi jumlah migran yang masuk pada tahun 2015-16.

Fokus Rusia saat ini adalah kota kecil Bakhmut di Donetsk, salah satu dari dua wilayah yang membentuk Donbas, pusat industri Ukraina yang sekarang sebagian ditempati oleh Rusia.

Rusia selama berbulan-bulan menggempur dan mengepung Bakhmut dalam pertempuran yang dipimpin oleh kelompok Wagner yang dibebani oleh para rekrutan penjara, tempat sebagian besar populasi sebelum perang yang berjumlah sekitar 70.000 orang telah pergi, meninggalkan tentara Ukraina yang bertahan.

Penangkapan Bakhmut akan memberi Rusia batu loncatan untuk maju ke dua kota besar, Kramatorsk dan Sloviansk, lebih jauh ke barat di Donetsk.

Tetapi Ukraina dan sekutunya mengatakan merebut Bakhmut akan menjadi kemenangan Pyrrhic, mengingat waktu yang dibutuhkan berbulan-bulan dan apa yang mereka klaim sebagai hilangnya banyak nyawa selama gelombang serangan Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan seorang blogger militer pro-perang, Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin memperkirakan Bakhmut akan jatuh bulan depan atau April, tergantung pada berapa banyak orang yang dilemparkan Ukraina ke dalam pertempuran dan seberapa baik pasukannya disuplai. "Karena ada sejumlah besar masalah yang perlu diselesaikan. Secara alami itu juga akan tergantung pada apakah kita terus berdarah," tambahnya merujuk pada berakhirnya perekrutan narapidana.


 

 

 




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x