JAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah Sakit (RS) Lapangan Indonesia mulai melayani penduduk Turki yang terdampak gempa bumi 6 Februari lalu di enam sub distrik yaitu Ardancli, Gulkent, Hacilar, Nazmanli, Aktepe, dan Egribucak, pada Kamis (16/2/2023).
“RS ini berada di antara Hatay dan Kahramanmaras, dua provinsi paling terdampak gempa,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
RS tersebut terdiri dari ruang triase, ruang tindakan rawat jalan, ruang apotek, ruang tindakan bedah, dan ruang rawat inap.
Pemerintah Turki juga memanfaatkan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara sebagai angkutan logistik bencana.
KBRI Ankara dan KBRI Damaskus terus memberikan bantuan sosial kepada warga negara Indonesia (WNI) dan warga yang terdampak gempa di Turki dan Suriah.
Di Turki, KBRI Ankara mendistribusikan paket bantuan sosial bagi para WNI terdampak gempa di sekitar Provinsi Hatay.
Paket bantuan sosial yang didistribusikan terdiri dari makanan pokok dan perlengkapan musim dingin antara lain selimut, jaket, serta keperluan dasar tertentu yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Indonesia Bangun RS Lapangan untuk Korban Gempa Turki, RS Akan Beroperasi Selama 3 Minggu!
Sementara di Suriah, KBRI Damaskus menyalurkan bantuan di sejumlah lokasi terdampak. Bantuan tersebut berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian musim dingin.
Badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, merevisi jumlah kematian akibat gempa di negara itu menjadi 36.187. Dengan demikian, jumlah kematian yang dilaporkan di Turki dan Suriah menjadi 39.875 orang.
Lebih dari 108.000 orang terluka di Turki setelah gempa berkekuatan 7,8 yang terjadi pada pukul 04:17 pagi, 6 Februari 2023 dan gempa berkekuatan 7,5 yang diduga dipicu gempa pertama sembilan jam kemudian.
Koordinator kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Muhannad Hadi, mengatakan jumlah korban tewas di negara itu berkemungkinan akan meningkat lebih lanjut karena tim berjuang untuk memindahkan puing-puing di daerah yang terkena dampak paling parah.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Hadi membela respons PBB terhadap bencana tersebut, yang disebut banyak orang di Suriah, lamban dan tidak memadai.
Baca Juga: KBRI Damaskus Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Suriah, Bantuan Jakarta Menyusul
Hadi mengatakan PBB mendesak “semua orang untuk mendepolitisasi situasi kemanusiaan dan fokus mendukung kami untuk menjangkau orang-orang.”
PBB telah melaporkan jumlah korban tewas sekitar 6.000 orang di seluruh Suriah, termasuk 4.400 di barat laut yang dikuasai pemberontak.
Angka itu lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh otoritas pemerintah di Damaskus dan pejabat pertahanan sipil di barat laut, yang telah melaporkan masing-masing 1.414 dan 2.274 kematian.
Jika akurat, itu akan mendorong angka kematian gabungan di Suriah dan Turki menjadi jauh di atas 42.000.
“Kami berharap jumlahnya tidak bertambah banyak,” kata Hadi.
“Tapi dari apa yang kami lihat … kehancuran gempa ini benar-benar tidak memberi kami banyak harapan bahwa ini akan menjadi akhirnya.”
Sumber : Kompas TV/Kemlu RI/Antara/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.