KIEV, KOMPAS.TV - Pertempuran sengit berkecamuk di luar Bakhmut saat pasukan Rusia merangsek dengan artileri berat dan serangan infanteri, kata kantor kepresidenan Ukraina hari Senin, dengan setidaknya mengklaim lima warga sipil tewas dan banyak yang terluka dalam 24 jam terakhir seperti laporan Associated Press, Senin (13/2/2023).
Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan situasi di Paraskoviivka, pinggiran utara Bakhmut, "sulit" karena pasukan Rusia terus menghantam daerah itu dengan "tindakan pengeboman dan penyerbuan yang intens." Kota terdekat Vuhledar juga dibombardir.
Tentara Ukraina dilaporkan mulai berlatih menggunakan tank tempur Leopard 2, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman Nadine Krueger di Berlin. Jerman berjanji mengirimkan 14 tank ke Ukraina pada akhir Maret.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg kembali mendesak sekutu Barat Ukraina untuk meningkatkan dukungan militer. Ditanya hari Senin kapan dia mengharapkan apa yang disebut serangan musim semi Rusia akan dimulai, Stoltenberg mengatakan "kenyataannya adalah kita telah melihat permulaannya."
“Bagi saya, ini hanya menyoroti pentingnya waktu. Sangat mendesak untuk memberi Ukraina lebih banyak senjata,” katanya kepada wartawan di Brussels.
Stoltenberg mengatakan NATO “tidak melihat tanda apa pun bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian” dan untuk menyelamatkan nyawa dan mengakhiri konflik, NATO perlu mempersenjatai Ukraina lebih cepat.
Baca Juga: Rusia Sesumbar Senjatanya Makin Diminati Negara Lain setelah Dipakai Menginvasi Ukraina
Pasukan Rusia menembaki selusin kota dan desa di wilayah Donetsk dalam 24 jam terakhir termasuk di Druzhkivka di mana rudal Rusia diklaim menghantam rumah sakit dan di Pokrovsk di mana penembakan diklaim merusak tujuh rumah dan taman kanak-kanak.
“Penembakan semakin intensif, dan Rusia mengumpulkan lebih banyak pasukan untuk menyerang kota-kota yang damai,” klaim Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko, "Kami melihat pertempuran yang sangat sulit di mana Rusia tidak menyayangkan diri mereka sendiri, maupun kami."
Di wilayah tetangga Luhansk, pasukan Rusia mundur setelah beberapa hari pertempuran sengit di dekat kota kunci Kreminna, meskipun mereka tidak "kehabisan tenaga," kata Gubernur Luhansk Serhii Haidai kepada televisi Ukraina.
Di wilayah selatan Kherson yang sebagian diduduki, tembakan artileri menghantam lebih dari 20 kota dan desa selama 24 jam terakhir termasuk ibu kota daerah dengan nama yang sama yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina bulan November. Dua orang tewas di salah satu desa ketika mobil mereka menabrak ranjau darat.
Di wilayah tetangga Dnipropetrovsk, penembakan Rusia di kota Nikopol menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya. Penembakan itu juga merusak bangunan tempat tinggal, fasilitas pengolahan air, dan perguruan tinggi.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia memperkuat benteng pertahanan di tepi medan perang di Ukraina selatan untuk melindungi sayap mereka, meskipun fokus mereka di wilayah Donbas.
Baca Juga: Jelang Setahun Invasi Rusia, Ukraina Yakin Putin Tak Punya Kemampuan untuk Serangan Besar-Besaran
“Hal ini ditunjukkan dengan pembangunan benteng pertahanan yang berkelanjutan di Zaporizhzhia dan Luhansk serta pengerahan personel,” kata kementerian itu dalam pengarahan hari Senin.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina Februari lalu, kedutaan secara teratur mengeluarkan peringatan bagi warga AS untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia dan pergi jika mereka sudah melakukannya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hari Senin membantah putaran kedua mobilisasi akan segera terjadi.
Meskipun banyak orang melarikan diri dari provinsi Donetsk yang menjadi palagan utama, mereka yang memilih untuk tetap tinggal di Donetsk bergantung pada pengiriman bantuan makanan dan air secara sporadis.
Di kota Sviatohirsk, di Donetsk utara, beberapa penduduk yang tersisa bergantung pada sukarelawan organisasi World Central Kitchen untuk mendapatkan makanan dan perbekalan untuk mengatasi suhu beku. Sviatohirsk dibebaskan oleh pasukan Ukraina pada bulan September.
Pada hari Minggu, daerah itu diselimuti salju, menyembunyikan kehancuran besar-besaran dari pengeboman berulang kali dan pertempuran sengit.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.