KAMPALA, KOMPAS.TV - Populasi badak, gajah dan hewan terancam punah di Uganda terus meningkat setelah bertahun-tahun populasinya anjlok kritis akibat perburuan liar, penyelundupan dan konflik, kata Otoritas Alam Liar Uganda, Kamis (9/2/2023),
Melansir Antara, populasi badak putih di wilayah utara dan badak hitam di selatan Uganda kini menjadi 32 ekor sejak sebuah proyek amal mendatangkan empat ekor tahun 2005, kata mereka.
Kedua spesies itu punah pada dekade 1980-an setelah diburu secara ilegal untuk diambil culanya.
Sejak upaya konservasi ditingkatkan, jumlah banteng naik 77 persen menjadi 44.163 ekor pada rentang 1983-2021, sedangkan jumlah gajah melonjak 300 persen menjadi 7.975 pada periode yang sama.
Negara di Afrika Timur itu mencatat penurunan populasi besar-besaran sejumlah spesies antara 1960-an dan 1980-an.
Hal itu disebabkan oleh konflik politik dan tidak adanya penegakan hukum terhadap perburuan liar, penyelundupan dan perambahan kawasan hutan.
Sejak itu, Pemerintah Uganda mengeluarkan sejumlah kebijakan konservasi, termasuk ancaman penjara yang lama bagi para pelanggar.
"Populasi hewan liar pulih dengan stabil," kata otoritas itu, Jumlah gorila gunung di hutan-hutan lebat bagian barat daya juga meningkat, kata mereka.
Baca Juga: Video Detik-Detik Kelahiran Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Sangat Kritis Hampir Punah
Indonesia sendiri, walau tertatih-tatih, juga mencatat kesuksesan upaya penyelamatan badak Sumatera, spesies satwa yang sangat kritis terancam punah.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bulan Maret tahun lalu menyatakan seekor badak sumatra betina lahir di Suaka Badak Sumatera (SRS) yang berlokasi di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) pada hari Kamis (24 Maret 2022) pukul 11.44 WIB.
Badak sumatra tersebut lahir dari induk bernama Rosa dengan jantan bernama Andatu.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) saat ini statusnya sangat kritis terancam punah menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).
Menurut berbagai informasi, jumlah badak sumatra di Indonesia secara total saat ini tidak lebih dari 80 ekor, baik di dalam suaka maupun di habitat alaminya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KSDAE Kementerian LHK saat itu, Wiratno mengatakan, kelahiran anak badak Rosa ini menambah jumlah badak yang berada di dalam SRS TNWK menjadi delapan ekor.
“Kelahiran badak sumatra ini merupakan sebuah kabar gembira di tengah upaya Pemerintah Indonesia dan mitra kerja meningkatkan populasi badak sumatera,” kata Wiratno, Senin (28/3/2022).
Selain badak Rosa, badak lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.