Pembayaran itu akan dikembalikan jika para siswa tak lulus ujian.
Di bawah instruksi Poh, keenam siswa menggunakan earphone dengan warna kulit dan ponsel serta peralatan bluetooth yang terpasang di tubuh. Sementara Tan berpura-pura menjadi siswa di tempat yang sama dan mendapat kertas soal yang sama.
Dengan bantuan kamera ponsel yang dipasang di dadanya, Tan menyiarkan langsung lembar pertanyaan itu kepada Poh dan dua pengajar lainnya, yang kemudian menyusun jawaban dan memberikannya kepada para siswa.
Suasana menjadi heboh saat seorang pengawas ujian mendengar suara-suara yang tak biasa dari salah satu siswa. Siswa itu pun akhirnya mengakui kecurangan itu saat ditanyai.
Setelah persidangan selama setahun yang berakhir pada 2020, Poh dinyatakan bersalah atas 27 tuduhan kecurangan dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara.
Baca Juga: Pria Ini Tak Pernah Naik Gaji Selama 30 Tahun Bekerja, Sudah Menyerah untuk Mengharapkannya
Red Notice Poh di Interpol menyertakan tuduhan kepadanya tentang bersekongkol melakukan kecurangan.
“Poh dihukum karena serangkaian pelanggaran menyontek, bersekongkol dengan siswa untuk menyontek dalam ujian GCE O Level 2016,” bunyi pernyataan kepolisian Singapura.
Mereka juga menambahkan, surat perintah lokal untuk penangkapannya juga telah dikeluarkan.
“Ia diperintahkan untuk menyerahkan diri pada September 2022 untuk menjalani hukuman penjara tapi tak melakukannya,” lanjut pernyataan itu.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.