Ia mengkhawatirkan kemungkinan keterlibatan sekutu-sekutu AS yang lebih luas, yang telah bergerak bersama-sama AS untuk membendung kehadiran dan dominasi China di Indo-Pasifik, yaitu Quad dan AUKUS.
Quad beranggotakan AS, India, Jepang, dan Australia. Aliansi itu berupaya membendung dominasi China di wilayah Asia Timur.
Di sisi lain, AUKUS beranggotakan Inggris, AS, dan Australia. Mereka mencoba mengadang dominasi China di Laut China Selatan.
“Yang saya khawatirkan adalah AS akan melibatkan negara-negara anggota AUKUS dan Quad untuk menyusun orkestrasi di Laut China Selatan," kata Reza, Kamis (2/2).
"Kondisi ini akan membuat ketegangan meningkat dan China akan merasa dirinya semakin terancam,” ucapnya.
Menurut Reza, Indonesia juga akan terpengaruh dengan situasi tersebut.
Baca Juga: Beijing Meradang Perusahaan China Ditekan, Tuding Amerika Serikat Ingin Dapatkan Hegemoni Teknologi
Meski Reza meyakini bahwa situasi ini tidak akan berubah menjadi konflik terbuka, menurut dia, kesiagaan seluruh matra Tentara Nasional Indonesia harus ditingkatkan, khususnya wilayah teritorial Indonesia di dekat wilayah yang disengketakan.
“Komando wilayah gabungan pertahanan (Kogabwilhan) harus bergerak dalam orkestrasi yang sama. Tidak boleh sampai ada isu kekurangan pasokan bahan bakar bagi kapal patroli dan mungkin jet tempur kita," ujar Reza.
"Siaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan tentang percepatan penyelesaian perundingan Kode Tata Berperilaku di Laut China Selatan antara ASEAN dan China.
Kode tata berperilaku yang disepakati bersama tersebut ia yakini bisa menjaga situasi menjadi lebih kondusif di Laut China Selatan.
“Hendaknya (kesepakatan) ini bisa terwujud dalam penyelenggaraan dua KTT ASEAN tahun ini. Saya berharap kita bisa bekerja keras di KTT untuk menyelesaikan kode perilaku ini,” kata dia.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.