“Saya juga tidak setuju Perdana Menteri menjadi Menteri Keuangan. Saya juga tidak tertarik dengan penunjukan (Nurul Izzah) ini. Tapi semua hal dipertimbangkan, reaksi (negatif) terhadap pengangkatannya tidak beralasan,” katanya.
“Di dunia yang ideal, saya tidak akan menganjurkan ini. Tapi dia (Nurul Izzah) punya tingkat kompetensi yang tidak diketahui banyak orang,” kata Dr Jomo seperti dikutip harian keuangan The Edge, Senin (30/1).
“Saya pikir fakta (bahwa) dia adalah seorang perempuan adalah bagian dari alasan mengapa orang mungkin berpikir dia tidak punya pikirannya sendiri. Tentu saja itu tidak dinyatakan secara terbuka, tetapi ini adalah asumsi yang tersirat.”
Baca Juga: Penghormatan Mengharukan Putri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah: Aku Selalu Bangga dengan Papa
Dr Oh Ei Sun, rekan senior dari Singapore Institute of International Affairs, mengatakan kepada The Straits Times, "Saya pikir nepotisme berperan ketika ada elemen yang jelas dari dilettantisme playboy atau kleptokrasi yang akan datang sedang dimainkan."
“Nurul Izzah punya kualifikasi yang relevan dan secara luas dipandang oleh orang Malaysia yang progresif sebagai calon perdana menteri masa depan yang mumpuni. Jadi paling buruk, ini adalah tempat pelatihan yang berharga baginya untuk tetap berguna dan terlihat, dan paling banter, cara untuk menarik pandangan ekonomi generasi muda namun bertanggung jawab yang dia wakili."
Kekhawatiran tentang nepotisme dipicu oleh berbagai insiden di masa lalu. Misalnya, mantan perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi dikritik setelah menunjuk menantunya Khairy Jamaluddin sebagai penasihat dekatnya.
Ada juga ketidaksetujuan ketika Presiden UMNO Zahid Hamidi yang menjadi wakil perdana menteri pada bulan Desember, menunjuk putrinya Nurulhidayah sebagai anggota dewan Perusahaan UKM bulan Januari 2021, yang menyebabkan pengunduran dirinya beberapa bulan kemudian.
Pengacara Andrew Yong menunjukkan posisi baru Nurul Izzah tidak dibayar. Dia mencuit di Twitter, “Menurut pandangan saya, tidak ada yang salah secara fundamental tentang seseorang dengan pengalaman politik Nurul yang bekerja untuk ayahnya pada dasarnya sebagai asisten politik yang tidak dibayar. Tetapi penggunaan gelar 'Penasihat Senior di bidang Ekonomi dan Keuangan' jelas merupakan kesalahan penyajian.”
Beberapa pendukung lama Anwar mengatakan mereka tidak senang dengan pengumuman tersebut.
Michael Ariva, 42 tahun, mengatakan kepada Straits Times, “Saya sangat kecewa. Saya telah menjadi pendukung kuat Anwar sejak masa reformasi. Dia selalu menentang nepotisme dan menjanjikan reformasi. Nurul Izzah tidak memenuhi syarat. Itu adalah nepotisme.”
Sumber : Kompas TV/Free Malaysia Today/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.