SAN FRANCISCO, KOMPAS.TV - Kepolisian San Francisco, Jumat (27/1/2023), merilis video yang menunjukkan Paul Pelosi, suami mantan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi, berjuang melawan penyerangnya dalam serangan yang terjadi tahun lalu.
Paul terlihat berusaha menangkis sabetan palu penyerangnya, beberapa saat sebelum dia dipukul di kepala dalam serangan brutal yang terjadi di rumahnya di San Francisco.
Seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (28/1/2023), rekaman kamera tubuh polisi menunjukkan pelaku penyerangan, David DePape, merebut alat dari Paul (82) dan menerjang ke arahnya dengan senjata di atas kepalanya.
Pukulan terhadap Paul terjadi di luar pandangan kamera dan para petugas langsung merangsek masuk ke dalam rumah dan salah satu dari mereka menjegal DePape.
Paul, tampak tidak sadarkan diri, terlihat berbaring telungkup di lantai dengan atasan piyama dan celana pendek. Para pejabat kemudian mengatakan dia terbangun dalam genangan darahnya sendiri.
Rilis video tersebut muncul setelah koalisi kantor berita, termasuk The Associated Press, mencari akses menuju rekaman yang diputar jaksa di pengadilan bulan lalu.
Jaksa distrik San Francisco menolak untuk menyediakan rekaman tersebut bagi jurnalis dan pengacara pembela mendesak agar video tersebut dirilis ke publik.
Seorang hakim pengadilan negara bagian pada Rabu (25/1) memutuskan tidak ada alasan untuk merahasiakan video itu.
Bukti tersebut termasuk bagian dari panggilan 911 Paul Pelosi pada 28 Oktober 2022, serta video dari kamera pengintai polisi Capitol, kamera yang dikenakan oleh salah satu dari dua petugas polisi yang tiba pertama kali di tempat kejadian perkara dan hampir 18 menit audio dari wawancara DePape dengan polisi.
Video Kepolisian Kongres AS menunjukkan DePape mendekati pintu panel kaca tak lama setelah jam 2 dini hari, pergi dan kembali dengan membawa ransel besar dan membawa dua tas lainnya.
Baca Juga: Kecerdikan Paul Pelosi Hadapi Penyusup, Walau Tengkorak Retak Akibat Dipukuli
Dia meletakkan barang-barang itu dan mengeluarkan palu, berhenti sejenak untuk mengenakan sarung tangan, dan menggunakannya untuk menghancurkan pintu, cukup untuk memaksa masuk melalui celah.
DePape (43) mengaku tidak bersalah dan dipenjara tanpa jaminan. Dia menghadapi dakwaan termasuk percobaan pembunuhan, penganiayaan orang tua, dan menyerang anggota keluarga dekat seorang pejabat federal.
Wakil Pembela Umum San Francisco Adam Lipson, yang mewakili DePape, menyebut rilis video itu sebagai "kesalahan besar".
"Rekaman itu menghasut dan bisa memunculkan teori yang tidak berdasar tentang kasus ini, dan kami sangat prihatin dengan kemampuan DePape mendapatkan pengadilan yang adil," kata Lipson dalam sebuah pernyataan.
Anggota Kongres AS mengalami ancaman yang meningkat tajam dalam dua tahun sejak pemberontakan 6 Januari 2021 di US Capitol atau Gedung Kongres AS.
Paul Pelosi sedang tidur di rumahnya ketika DePape menerobos masuk. Saat itu, Nancy Pelosi berada di Washington dan mendapat perlindungan pengawal pribadi namun tidak mencakup anggota keluarga.
Setelah DePape mengonfrontasinya di kamar tidur, Paul mencoba menuju lift di rumahnya untuk mencapai telepon. Tetapi DePape memblokir jalannya, kata pihak berwenang sebelumnya.
Paul kemudian memberi tahu DePape bahwa dia harus menggunakan kamar kecil, tempat ponselnya sedang diisi daya dengan maksud untuk menghubungi 911.
Baca Juga: Ini Pelaku Penyerangan Suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Kerap Unggah Teori Konspirasi di Medsos
Polisi memuji petugas operator, yang dapat mendengar keberadaan DePape di sekitar Paul, karena mengenali adanya ancaman meskipun suara korban terkesan tenang.
Video kamera tubuh Petugas San Francisco Kolby Wilmes dimulai dengan petugas mendekati rumah dan mengetuk pintu. Dalam waktu 20 detik hingga pintu terbuka, petugas mendiskusikan apakah mereka berada di rumah yang tepat.
Setelah pintu terbuka, Paul berkata, "Hai, teman-teman, apa kabar?"
Keduanya menghadap petugas di pintu. Awalnya palu berada dalam bayang-bayang dan membutuhkan waktu sekitar lima detik sebelum senter menunjukkan DePape memegang gagang palu dengan tangan kanannya dan mencengkeram tangan kanan Paul yang mencengkeram kepala palu dengan tangan kirinya. Pergumulan tidak terlihat dalam beberapa detik pertama.
"Apa yang terjadi, bung?" tanya petugas.
“Semuanya baik-baik saja,” jawab DePape.
“Jatuhkan palunya,” kata petugas itu.
DePape mengatakan "Umm, tidak."
"Hei," kata Paul, meringis saat DePape memutar pergelangan tangannya untuk melepaskan palu.
"Hei, hei, hei."
DePape melepaskan senjatanya dan dengan gerakan secepat angin, tangan kanannya memberikan pukulan keras di atas kepala saat Paul menghilang dari pandangan.
Seorang petugas meminta bantuan saat mereka melawan DePape sementara Paul terbaring di lantai.
Baca Juga: Kondisi Terkini Suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi usai Dihantam Palu di Rumahnya
Dalam sebuah wawancara dengan Letnan Polisi San Francisco Carla Hurley setelah dia ditahan, DePape mengatakan dia tidak menyesali serangan itu meskipun dia sebenarnya menargetkan Nancy Pelosi.
Terkejut menemukan Paul di rumah, DePape menggambarkan sebagian besar pertemuan mereka sebagai "cukup bersahabat", tetapi mengatakan dia menyerangnya karena dia sedang dalam misi.
DePape mengatakan serangan itu terjadi sangat cepat dan dia ingat bagaimana hal itu mengejutkan petugas.
"Aku menarik palu darinya, aku langsung beraksi," katanya dengan nada gembira.
“Mereka beraksi. Mereka seperti di atas saya secara instan."
DePape mengatakan dia tidak ingat berapa kali dia memukul Paul, tetapi mengatakan itu dengan kekuatan penuh.
Paul Pelosi kemudian menjalani operasi untuk memperbaiki retak tulang tengkorak dan luka serius pada lengan dan tangan kanannya.
Paul telah muncul di depan umum mengenakan topi dan sarung tangan untuk menutupi luka-lukanya.
Berbicara di US Capitol setelah video dirilis, Nancy Pelosi mengatakan suaminya “membuat kemajuan tetapi akan membutuhkan lebih banyak waktu.”
DePape memberi tahu Hurley dia mengejar Nancy karena menilai dia berbohong kepada publik AS. Dia juga mengatakan berencana menyandera Nancy atas apa yang dia anggap kejahatannya.
Dia percaya konspirasi bahwa Partai Demokrat mencuri Pemilu 2020 dari Donald Trump.
Baca Juga: Suami Ketua Kongres AS Nancy Pelosi Diserang di Rumahnya, Luka Parah usai Dipukuli dengan Palu
Dia mengatakan dia berencana untuk berdiskusi dengan sanderanya dan akan "mematahkan tempurung lututnya" jika dia berbohong.
Ketika Hurley bertanya mengapa ia tidak pergi ketika dia menyadari Nancy tidak ada di rumah dan polisi sedang dalam perjalanan, DePape membandingkan dirinya dengan para pendiri negara, menjelaskan bahwa dia menolak untuk menyerah.
Nancy mengatakan dia belum melihat video atau mendengar wawancara polisi.
"Saya sama sekali tidak berniat melihat serangan mematikan pada suami saya," katanya.
Kepolisian Kongres AS menyelidiki hampir 10.000 ancaman terhadap anggota parlemen tahun lalu, lebih dari dua kali lipat jumlah dari empat tahun sebelumnya.
Kepolisian Kongres AS menghadapi kritik keras setelah serangan terhadap Paul Pelosi terjadi. Badan tersebut punya akses ke sekitar 1.800 kamera, termasuk salah satunya di rumah pasangan tersebut yang tidak terpantau selama penyerangan, karena pengeras suara tidak ada di sana.
Pejabat publik di seluruh AS, dari anggota dewan sekolah setempat hingga petugas pemilu, juga mengalami pelecehan dan intimidasi.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden mengutuk kekerasan politik.
“Saya pikir Anda bahkan tidak memerlukan video untuk mengetahui betapa mengerikan dan kejamnya serangan terhadap Paul Pelosi itu, dan sejujurnya adalah keajaiban bahwa Paul tidak mengalami cedera yang lebih serius dan kami bersyukur dia sedang dalam perjalanan untuk pulih,” katanya, Jumat, (27/1/2023).
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.