“Kami membutuhkan 300 armada tank,” kata Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn pada hari Senin (23/1/2023) di Brussel, mengacu pada pengerahan luas tank Leopard di seluruh Eropa, dan kebutuhan akan persenjataan “tersinkronisasi” yang dapat beroperasi bersama dengan lancar.
Memasukkan tank Leopard 2 ke tangan Ukraina tidak semudah menggelindingkannya melintasi perbatasan dari teman-teman Ukraina di Eropa. IISS memperkirakan pelatihan selama tiga hingga enam minggu akan diperlukan bagi kru operasi dan staf pendukung untuk mencapai kecakapan dasar.
Baca Juga: Jerman akan Biarkan Polandia Kirim Tank Canggih Leopard ke Ukraina, Konflik Terbuka di Depan Mata
Yohann Michel, seorang analis penelitian untuk urusan pertahanan dan militer di IISS, mengatakan tank semacam itu dapat memungkinkan Ukraina untuk melakukan ofensif dalam konflik 11 bulan yang telah menemui jalan buntu selama berbulan-bulan setelah dua serangan balasan utama Ukraina yang merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia selama berbulan-bulan di timur laut dan selatan.
“Dalam jenis konflik ini, tidak mungkin melakukan serangan skala besar tanpa berbagai peralatan tempur lapis baja dan kendaraan lapis baja, dan tank adalah bagian dari itu,” katanya melalui telepon. Selain Tank Tempur Utama, atau MBT seperti Leopard II, yang lain termasuk kendaraan tempur infanteri dan pengangkut personel lapis baja.
Pengiriman Leopard 2 dari Barat dapat membantu melengkapi Ukraina dengan amunisi kaliber tinggi yang dibutuhkan untuk menggantikan stok era Sovietnya sendiri yang berkurang, membuka jalan baru bagi pasokan senjata Barat untuk sampai ke Ukraina.
“Dalam pandangan saya, itulah dampak utamanya,” kata Michel melalui telepon. “Dampak kedua, tentu saja, meningkatkan jumlah tank yang tersedia di gudang senjata Ukraina,” yang dia perkirakan “beberapa ratus” saat ini.
Baca Juga: Polandia Siap Kirim Tank Leopard ke Ukraina, jika Sekutu Lain Juga Melakukannya
Jerman adalah pengambil keputusan akhir tentang apakah Leopard 2 boleh dikirim, bahkan dari gudang senjata negara lain, dan telah menahan diri untuk mengirimnya ke Ukraina.
Sekutu Barat yang lebih hawkish meningkatkan tekanan pada Jerman, tetapi Amerika Serikat juga menolak untuk mengirim tank M1 Abrams mereka.
Amerika Serikat mengumumkan paket bantuan militer baru yang diperkirakan akan mencakup hampir 100 kendaraan tempur Stryker dan setidaknya 50 kendaraan lapis baja Bradley, tetapi bukan Abrams, yang menurut pejabat AS punya kebutuhan perawatan yang kompleks dan mungkin bukan yang terbaik.
Sekutu dan analis militer mengatakan Leopard 2 bertenaga diesel, tidak digerakkan oleh bahan bakar jet yang menggerakkan M1 Abrams, dan lebih mudah dioperasikan daripada tank besar AS, dan dengan demikian punya waktu pelatihan yang lebih singkat.
Inggris bulan ini mengumumkan akan mengirim tank Challenger 2 ke Ukraina, dan Republik Ceko serta Polandia telah menyediakan tank T-72 era Soviet untuk pasukan Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dia telah meminta menteri pertahanannya untuk "mengerjakan" gagasan pengiriman beberapa tank tempur Leclerc Prancis ke Ukraina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.