Tobias Billstrom juga mengatakan, ia khawatir demonstrasi tersebut meningkatkan resiko penundaan pengesahan Turki atas permohonan Swedia menjadi anggota NATO.
Namun, dia menambahkan "sangat tidak pantas" baginya untuk menyerukan seseorang agar tidak diizinkan melakukan demonstrasi.
Sebagai tanggapan atas izin Swedia. Ankara telah menolak kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Johnson.
Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Swedia untuk Ankara Staffan Herrstrom. Turki “mengutuk keras tindakan provokatif ini, yang jelas merupakan kejahatan kebencian.”
Baca Juga: Erdogan Tegaskan Bila Ingin Gabung NATO, Swedia dan Finlandia Harus Deportasi 130 'Teroris'
Kemenlu Turki mengatakan sikap Swedia tidak dapat diterima, dan Ankara berharap tindakan tersebut tidak diizinkan, dan penghinaan terhadap nilai-nilai sakral tidak dapat dibela dengan dasar hak-hak demokrasi."
Turki memperingati Swedia yang mengizinkan aktivitas propaganda yang disiapkan kelompok terafiliasi PKK (Partai Pekerja Kurdistan) untuk dilaksanakan di Stockholm pada Sabtu sebagai “pelanggaran yang jelas” dari kesepakatan tripartit, menurut sumber diplomatik Turki.
Pekan lalu, Turki menyerukan Swedia mengambil langkah melawan kelompok teror setelah demonstrasi di Stockholm. Pendukung organisasi teroris PKK menggantung boneka Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mengunggah rekaman dengan provokasi serta ancaman terhadap Turki dan Erdogan.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei tahun lalu, menyampingkan puluhan tahun nonblok militer, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
Tetapi Turki - anggota NATO selama lebih dari 70 tahun - menyatakan keberatan, menuduh kedua negara menolerir bahkan mendukung kelompok teror, termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).
Juni tahun lalu, Turki dan kedua negara Nordik tersebut menandatangani memorandum dalam KTT NATO untuk mengatasi masalah keamanan legitimasi Ankara, membuka jalan bagi keanggotaan mereka di aliansi.
Sumber : Anadolu/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.