Di bawah proposal yang diuraikan awal bulan ini oleh Perdana Menteri (PM) Elisabeth Borne, dimulai pada 2027, para pekerja di Prancis juga harus bekerja 43 tahun agar bisa mendapatkan pensiun penuh.
Sedangkan pada saat ini mereka bisa mendapatkan pensiun penuh dengan bekerja selama 42 tahun.
Rencana reformasi itu dipuji oleh pemerintahan sebagai langkah vital unuk memastikan keamanan dengan melindungi sistem pensiun Prancis.
Namun, reformasi tersebut tidak populer bagi publik, dan berdasarkan poling opini publik Prancis (IFOP) pekan ini, mengungkapkan 68 persen menentangnya.
Semua serikat pekerja negara tersebut menentang langkah tersebut.
Salah satunya adalah serikat reformis yang diharapkan pemerintah untuk mendukungnya.
Baca Juga: Olaf Scholz Tunjuk Menteri Pertahanan Baru, Dianggap Orang yang Tepat saat Genting Krisis Ukraina
Oposisis sayap kiri dan kanan jauh di Majelis Nasional juga menentangnya.
Namun, bagi Macron sendiri tak mudah untuk meloloskan proposal reformasi tersebut.
Karena partainya bukan mayoritas di majelis, Macron harus bergantung pada dukungan anggota parlemen Partai Konservatif Republik sebanyak 60 suara atau lebih.
Meski pada prinsipnya mendukung reformasi pensiun, beberapa dari mereka memperingatkan bahwa mungkin saja memberikan suara menentang.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.