"Banyak spesies yang kita anggap umum menurun dengan kecepatan yang mengkhawatirkan dan menjadi lebih sulit ditemukan di beberapa tempat."
Dr Sherman mengatakan ancaman terbesar bagi spesies ini sejauh ini adalah penangkapan ikan yang berlebihan.
Hiu paling terancam di Atlantik Barat dan sebagian Samudra Hindia, sedangkan Samudra Hindia dan Asia Tenggara merupakan risiko tertinggi bagi ikan pari.
Wilayah ini banyak menangkap ikan dan saat ini tidak memiliki pengelolaan untuk mengurangi dampak pada spesies ini, kata Dr Sherman.
Perikanan terumbu karang secara langsung mendukung mata pencaharian dan ketahanan pangan lebih dari setengah miliar orang, tetapi ekosistem penting ini sedang menghadapi ancaman nyata.
Baca Juga: Duh, 10 Persen Hewan dan Tumbuhan Laut Kini Terancam Punah, Termasuk Dugong dan Kerang Abalon
Perubahan iklim yang didorong oleh manusia telah memicu pemutihan karang massal saat lautan dunia menjadi lebih hangat.
Penelitian permodelan telah menunjukkan bahwa meskipun tujuan iklim Paris untuk menahan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius tercapai, 99 persen terumbu karang dunia tidak akan dapat pulih.
Pada dua derajat pemanasan, jumlahnya naik menjadi 100 persen.
“Kami tahu kesehatan terumbu karang menurun, sebagian besar karena perubahan iklim, namun hiu dan pari terumbu karang dapat membantu menjaga terumbu karang lebih sehat lebih lama,” kata Dr Sherman.
Studi ini dilakukan oleh tim ahli internasional dari universitas, pemerintah dan organisasi kelautan dan perikanan regional, serta organisasi nonpemerintah di seluruh dunia.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.