Warga negara asing itu termasuk lima orang India, empat orang Rusia, dua orang Korea Selatan, dan masing-masing satu orang dari Irlandia, Australia, Argentina, dan Prancis.
Belum ada korban selamat yang ditemukan dan pencarian terus dilanjutkan hingga Minggu malam.
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal yang bergegas ke bandara setelah kecelakaan, membentuk tim untuk menyelidiki peristiwa tragis ini.
”Peristiwa ini tragis. Kekuatan penuh tentara Nepal, polisi telah dikerahkan untuk penyelamatan,” katanya.
Baca Juga: Mantan Pemimpin Pemberontakan Komunis Disumpah Menjadi Perdana Menteri Nepal yang Baru
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya masih berusaha untuk memastikan nasib dua warganya dan telah mengirim staf ke tempat kejadian.
Sementara Duta Besar Rusia untuk Nepal, Alexei Novikov, membenarkan kematian empat warga negara Rusia yang berada di dalam pesawat tersebut.
Pokhara yang terletak 200 kilometer (125 mil) di sebelah barat Kathmandu, adalah pintu gerbang ke Annapurna, jalur pendakian populer ke pegunungan Himalaya.
Bandara internasional Pokhara yang baru beroperasi hanya dua minggu lalu, dibangun dengan konstruksi dan dukungan keuangan China.
Duta Besar China untuk Nepal, Chen Song, mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa dia "sangat terkejut" mengetahui kecelakaan itu.
“Pada masa sulit ini, pikiran kami tertuju pada orang-orang Nepal. Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban, dan simpati yang tulus kepada keluarga yang berduka,” tulisnya.
Kecelakaan pesawat ini adalah yang paling banyak menelan korban di Nepal sejak 1992.
Pada tahun tersebut, 167 orang di dalam pesawat Pakistan International Airlines tewas ketika menabrak bukit saat mencoba mendarat di Kathmandu.
Baca Juga: 6 Orang Hilang Dalam Kecelakaan Pesawat di Perairan Karibia Masih Dalam Pencarian!
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.