Ketua Partai Buruh yang mengusung Lula, Gleisi Hoffmann, mengatakan bahwa pemerintah pusat tak bertanggungjawab dalam menangani krisis itu.
"Hal itu adalah kejahatan yang telah lama diumumkan terhadap demokrasi, kehendak pemungutan suara," tulis Hoffmann di Twitter, Minggu (8/1) waktu setempat.
Menurut dia, Gubernur Brasilia Ibaneis Rocha dan sekretaris keamanan Bolsonarist bertanggungjawab atas apapun yang terjadi.
Baca Juga: Donald Trump Digugat Keluarga Polisi yang Tewas seusai Kerusuhan di Gedung Capitol
Hingga Minggu sore waktu setempat, polisi mengatakan bahwa setidaknya ada tiga jurnalis diserang serta sejumlah peralatan pers dihancurkan dan dicuri dalam kerusuhan di Brasil itu.
Berdasarkan laporan jurnalis Brasil, David Adler, di Twitter, polisi menerjunkan helikopter yang menjatuhkan granat kejut berisi gas air mata untuk membubarkan massa.
Sementara itu, Presiden Lula menuding Bolsonaro sebagai penyebab peristiwa kekerasan yang terjadi di Brasilia. Ia menyebut para pemberontak sebagai teroris dan Nazi.
“Orang-orang yang kita sebut fasis menginvasi tiga kekuatan [Kongres, Pengadilan, Kepresidenan]. Seperti preman sungguhan. Semua orang ini akan ditemukan dan akan dihukum. Demokrasi menuntut agar orang menghormati institusi. Pengacau ini yang mungkin disebut Nazi,” kata Lula.
Menurut dia, masyarakat adat, komunitas kulit gelap, serta kelompok kiri tidak pernah memimpin penyerangan semacam itu terhadap demokrasi bangsa.
"Kata-kata mantan presiden itu yang menyebabkan pemberontakan kekerasan hari ini," kata Lula.
Ia menjanjikan pertanggungjawaban atas pemberontakan tersebut. Selain itu, ia akan memecat para petugas yang terekam melancarkan tindakan teroris. Lula juga langsung melakukan perjalanan untuk mengunjungi tiga institusi demokrasi yang diserbu massa hari ini.
Baca Juga: Polarisasi Jelang Pilpres Brazil Meningkat, Anggota Oposisi Ditembak Mati di Pesta Ulang Tahunnya
Sumber : The Brazilian Report/Twitter David Adler
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.