Baca Juga: Terkuak, Inilah Sisa Wajah Firaun Amenhotep I, Penguasa Mesir Kuno 1.500 Tahun Sebelum Masehi
Tubuh yang diawetkan adalah salah satu elemen yang diperlukan untuk mengubah almarhum menjadi roh yang efektif, seorang akh, yang akan terus hidup di alam baka di masa Mesir kuno.
Sebagai bagian dari kebutuhan akan perlindungan ini, orang Mesir kuno yang mampu melakukannya akan memastikan bahwa jenazah mumi mereka ditempatkan di peti mati.
Meskipun harganya mahal, peti mati dianggap sebagai komponen kunci dari kumpulan pemakaman dan ditemukan di makam dari periode Predinastik hingga era Yunani-Romawi dan seterusnya.
Selain perlindungan, peti mati tersebut punya beberapa fungsi religius dan simbolis yang berubah seiring waktu. Dalam sejarahnya yang paling awal, peti mati itu dianggap sebagai tempat tinggal abadi almarhum.
Di Kerajaan Lama, peti mati persegi sering dibangun untuk meniru relung tersembunyi yang diasosiasikan dengan tempat tinggal berdinding yang rumit.
Bentuk ini mencerminkan kepercayaan bahwa almarhum berdiam di makam dan menerima persembahan dari anggota keluarga yang masih hidup.
Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Hamil Pertama dari Mesir Kuno, Sebelumnya Dikira Pendeta Pria
Peti mati awal ini biasanya tidak dihias, tetapi di Kerajaan Lama kemudian, peti mati itu ditulisi dengan formula persembahan sederhana.
Sepasang mata wadjet dan akhirnya gambar "pintu palsu" yang dilukis di bagian luar memberikan bantuan magis tambahan untuk meninggalkan peti mati dan makam untuk menerima persembahan.
Di akhir Kerajaan Lama, individu non-kerajaan memperoleh akses ke teks penguburan yang sebelumnya disediakan untuk interior piramida kerajaan.
Variasi pribadi ini, disebut sebagai Teks Peti Mati, kebanyakan ditemukan tertulis di bagian dalam peti mati dari Periode Menengah Pertama dan Kerajaan Pertengahan.
Mantra ini memastikan almarhum akan mencapai alam baka dan terus makmur di sana. Sifat akhirat juga berubah, karena orang mati dianggap sebagai perwujudan dari dewa kematian, Osiris.
Peti mati persegi panjang yang dihias ini populer sampai akhir Kerajaan Tengah ketika mereka mulai diganti dengan peti mati berukir antropoid (berbentuk manusia).
Sumber : Kompas TV/Associated Press/American Research Center in Egypt
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.