Tetapi pada 2020, Trump sama sekali tak melakukan pembayaran pajak federal.
Angka-angka itu diyakini akibat adanya kerugian besar dalam bisnis Trump dan menggarisbawahi narasi-nya yang mengedepankan kekayaan dan kesuksesan, yang menjadi bagian penting dari labelnya selama kampanye 2016.
Trump juga dilaporkan memiliki rekening di Inggris, China, dan Irlandia sejak 2015 hingga 2017, saat ia menjabat sebagai Presiden AS.
Pada 2018, dilaporkan ia hanya memiliki rekening bank di Inggris.
Padahal saat debat presiden di 2020, Trump menegaskan telah menutup rekeningnya di China pada 2015.
“Saya menutupnya bahkan sebelum maju untuk menjadi presiden, dan tak memilikinya saat menjadi presiden,” kata Trump saat itu.
Anggota kongres terpilih dari New York, Daniel Goldman, yang menjadi penasihat Rumah Demokrat pada usaha pemakzulan pertama Trump, merespons temuan itu.
Baca Juga: WHO Terus Tekan China, Minta Data Covid-19 Segera Dibagikan
“Biasanya, Anda memiliki rekening bank di negara asing, karena Anda melakukan transaksi dengan mata uang negara itu,” katanya.
“Apa bisnis yang dilakukan Trump di China saat ia menjadi presiden,” tambahnya.
Catatan pajak itu juga memperlihatkan bahwa Trump memenuhi janji kampanyenya pada tiga tahun pertama menjabat sebagai presiden dengan memberikan gajinya ke yayasan amal.
Tapi pada 2020, terungkap bahwa ia melaporkan 0 dolar AS dalam pemberian amal.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.