JAKARTA, KOMPAS.TV — Siratkan kesuksesan kebijakan Covid-19 Indonesia, media dunia ramai beritakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencabut status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan 98,5% rakyat Indonesia punya antibodi Covid-19.
Hampir tiga tahun setelah mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang dikonfirmasi di Indonesia, Presiden Jokowi pada Jumat (30/12/2022) mengumumkan pencabutan seluruh pembatasan terkait virus corona secara nasional.
Hampir seluruh kantor berita resmi arus besar dunia seperti Associated Press, Reuters, AFP, maupun media besar seperti CNA, Xinhua, BBC, ABC dan media Amerika Serikat beritakan keputusan Indonesia tersebut dan menyiratkan kesuksesan kebijakan Covid-19 negara ini.
"Presiden Joko WIdodo mengatakan situasi Covid-19 Indonesia terkendali setelah melihat perbaikan selama 10 bulan terakhir, yang memungkinkan negara mencabut aturan pembatasan sosial berskala besar pada kerumunan dan pergerakan orang yang mulai berlaku pada April 2020," seperti laporan Associated Press, Jumat (30/12).
Namun, Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada karena pandemi belum sepenuhnya berakhir.
"Joko Widodo dalam keputusannya pada konferensi pers di istana presiden di ibukota, Jakarta, mengimbau penggunaan masker di tempat keramaian dan ruang tertutup harus dilanjutkan, meski tidak diwajibkan," tulis laporan itu.
Adapun Indonesia mengkonfirmasi 552 kasus harian dan 10 kematian akibat Covid-19 pada Jumat kemarin. Secara keseluruhan, Indonesia mencatat lebih dari 6,7 juta infeksi, tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Vietnam.
"Kasus harian 1,7 per 1 juta penduduk, tingkat positif mingguan 3,35 persen, dan tingkat kematian 2,39 persen semuanya di bawah standar WHO," kata Presiden Joko Widodo.
Sebuah studi menemukan hampir semua warga Indonesia memiliki dan mengembangkan antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, sehingga meningkatkan keyakinan bahwa ledakan kasus di ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu dapat dihindari.
Baca Juga: Cabut PPKM, Jokowi Imbau Masyarakat Tetap Pakai Masker!
Pada bulan Juli, para peneliti dari Kementerian Kesehatan dan Universitas Indonesia memeriksa sampel darah dari 20.501 orang di 100 kota di seluruh nusantara dan menemukan bahwa 98,5 persen responden punya antibodi terhadap virus Covid-19, baik karena vaksinasi atau pengalaman terinfeksi sebelumnya.
Angka tersebut 10,2 poin persentase lebih tinggi dari 87,8 persen yang ditemukan pada survei sebelumnya pada Desember 2021. Indonesia berencana melakukan survei ketiga bulan depan, Januari 2023.
Selama pandemi, alih-alih menerapkan lockdown nasional, pemerintahan Joko Widodo menerapkan dua sistem: PSBB, yang mengacu pada pembatasan sosial berskala besar, dan kemudian PPKM, yang menurut media barat adalah sistem berjenjang untuk mengekang mobilitas masyarakat.
Kedua kebijakan tersebut sangat penting dalam respons pandemi pemerintah Indonesia.
PSBB pertama kali diberlakukan di negara terpadat keempat di dunia itu pada April 2020, sebulan setelah kasus pertama tercatat, sebagai kompromi terhadap seruan untuk penguncian yang ketat.
Kebijakan tersebut diubah menjadi skema PPKM darurat pada Juli 2021, ketika gelombang kedua infeksi yang dipicu varian delta melanda Indonesia.
Status darurat kemudian diganti dengan sistem PPKM empat tingkat, yang dikatakan Presiden Jokowi akan segera ditinggalkan.
"Pemerintah Indonesia juga akan mengalihkan upaya responsnya ke pendekatan endemik karena virus masih ada di masyarakat tetapi dapat dikelola saat kekebalan meningkat," kata ketua Komite Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto dalam konferensi pers terpisah, Jumat (30/12).
Baca Juga: PPKM Dicabut, Jubir Kemenkes Minta Masyarakat Tetap Waspada: Covid-19 Masih Ada sebagai Pandemi
Berdasarkan kriteria Badan Kesehatan Dunia WHO, status penilaian risiko Indonesia berada pada “Level One”.
“Secara nasional, itu artinya Covid-19 di Indonesia sudah sampai tahap endemik,” kata Hartarto yang juga Menko Perekonomian.
Dia mengatakan survei serologi Kementerian Kesehatan yang akan datang akan digunakan sebagai dasar kebijakan mitigasi di masa depan.
Indonesia sebagian besar telah pulih dari gelombang delta, yang merupakan salah satu yang terburuk di Asia Tenggara.
Juli 2021, rekor sekitar 56.700 kasus baru setiap hari membuat varian delta membanjiri rumah sakit di pulau utama Jawa. Pada bulan Februari, omicron menetapkan rekor baru lebih dari 64.700 infeksi baru.
Dengan 160.583 kematian akibat Covid-19, Indonesia menempati peringkat No.2 di Asia dan No.11 di dunia dalam konteks korban meninggal dunia akibat Covid-19.
Namun, data para ilmuwan menunjukkan bahwa jumlah kematian mungkin jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan, karena mereka yang meninggal dengan gejala Covid-19 akut tetapi belum dikonfirmasi atau dites tidak dihitung dalam angka kematian resmi.
Sekitar 74,47 persen dari 234,6 juta orang Indonesia yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan telah divaksinasi dua dosis penuh, dan sekitar 29% mendapatkan dosis penguat pertama sementara hanya 0,5% yang mendapatkan penguat kedua.
Sumber : Kompas TV/Associated Press/Channel News Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.