BEIJING, KOMPAS.TV — China saat ini menjalani jalan terjal menuju normal di tengah lonjakan luar biasa infeksi baru Covid-19, usai tiga tahun secara tegas menerapkan kebijakan nol-Covid yang penuh pembatasan keras.
Setelah tiga tahun karantina membuat mereka hampir tutup, pemilik restoran Li Meng dan istrinya berharap bisnis pulih kembali setelah China menyudahi kontrol anti-virus yang parah.
Saat penjualan mulai pulih walau tertatih-tatih, mereka menghadapi tantangan baru: Pengunjung waspada dengan gelombang infeksi di negara itu. Hari Rabu (28/12/2022) pukul 8 malam, hanya tiga dari 20 meja mereka yang terisi.
China berada di jalan terjal penuh liku-liku untuk kembali ke kehidupan normal ketika warganya kembali ke sekolah, pusat perbelanjaan, dan restoran setelah berakhirnya kebijakan pembatasan paling parah di dunia diakhiri secara tiba-tiba, bahkan ketika rumah sakit dibanjiri pasien Covid-19 yang demam dan meriang parah.
"Banyak yang masih menahan diri karena takut tertular," kata Li. "Makan di luar bisa ditunda untuk saat ini."
Partai Komunis yang berkuasa mulai menghentikan pengujian, karantina, dan pembatasan lainnya pada bulan November saat mencoba membalikkan kemerosotan ekonomi yang semakin dalam.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di China Melonjak, Obat Flu dan Pilek di Jepang, Singapura, Hong Kong Langka Diborong
Strategi "nol-Covid" mengurung jutaan keluarga di rumah mereka selama berminggu-minggu, menutup sebagian besar perjalanan masuk dan keluar China, dan mengosongkan jalan-jalan ramai di kota-kota besar.
Tingkat penularan Covid memang jadi rendah, tetapi pertumbuhan ekonomi hancur, dan protes pun menyeruak.
"Warga kembali bekerja, dan saya melihat anak-anak di mal," kata Yang Mingyue, warga Beijing berusia 28 tahun. "Semuanya kembali normal. Sangat menyenangkan."
Partai yang berkuasa bergeser untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan pemerintah lain dalam mencoba hidup dengan penyakit ini alih-alih menghentikan penularan.
China lantas meluncurkan kampanye untuk vaksinasi orang tua dan lansia, yang menurut para ahli diperlukan untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat.
Anggota masyarakat menyatakan kegelisahan tentang gelombang infeksi, tetapi menyambut baik perubahan strategi tersebut.
Baca Juga: Malaysia Perketat Pemeriksaan Gejala Covid-19 di Bandara dan Uji Air Limbah Pesawat dari China
"Aku pasti sedikit khawatir, tapi demi hidup, kamu harus bisa bekerja dengan normal, kan?" kata Yue Hongzhu, 40, seorang manajer supermarket.
"Karena pemerintah mengizinkan pembukaan, itu berarti tidak terlalu buruk, kan?" kata Yue. "Jika virus itu sangat menular dan nyawa setiap orang dalam bahaya, pemerintah tidak akan melepaskannya."
Pada hari Selasa, pemerintah mengumumkan akan melonggarkan pembatasan perjalanan ke luar China dan melanjutkan penerbitan paspor perjalanan wisata untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.