Penghitungan resmi untuk infeksi Covid-19 menjadi tidak berarti karena jaringan stan pengujian PCR yang dulu ada di mana-mana, kini ditutup.
Tambahan lagi, China memberlakukan penghitungan kematian akibat Covid-19 dengan definisi yang lebih sempit, yakni mereka yang meninggal dunia karena gagal napas yang disebabkan oleh virus corona.
Angka itu dihitung, namun hanya mengungkap jumlah kecil kematian yang dilaporkan. Jumlah kematian ini sungguh kontras dengan pemandangan kekacauan di seluruh rumah sakit dan krematorium negara.
Baca Juga: Setelah Jepang, Kini AS Wajibkan Pengunjung dari China untuk Tes Covid-19
Saat ini, China mengatakan punya ribuan kasus baru setiap hari.
Tetapi otoritas kesehatan utama pemerintah memperkirakan ada hampir 37 juta infeksi dalam satu hari minggu lalu, melampaui rekor total global sekitar empat juta dalam satu hari awal tahun ini.
Airfinity Ltd, sebuah firma riset yang berbasis di London yang berfokus pada analitik kesehatan prediktif, memperkirakan, awal bulan ini China dapat mengalami lebih dari 5.000 kematian per hari.
Dengan pemandangan rumah sakit yang kewalahan di seluruh negeri, para pejabat pada Kamis mengatakan beberapa daerah sekarang bergulat dengan lonjakan pasien Covid-19 yang parah.
Tingkat hunian tempat tidur unit perawatan intensif untuk seluruh negara belum melewati garis merah 80 persen. Tetapi, beberapa bagian negara bersiap untuk mencapai puncaknya dalam kasus yang parah, kata Jiao Yahui, seorang pejabat yang mengawasi rumah sakit di Komisi Kesehatan Nasional.
Ini termasuk ibu kota China, Beijing, provinsi sekitar Hebei, pusat manufaktur timur Zhejiang, dan provinsi barat daya Sichuan, yang melihat tingkat hunian tempat tidur ICU mendekati atau melebihi 80 persen, kata Jiao.
Sumber : Kompas TV/Bloomberg
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.