"Saya ingin menunjukkan kekuatan seorang gadis Afghanistan, dan bahkan satu orang pun dapat melawan penindasan."
"Ketika saudara perempuan saya yang lain (mahasiswi) melihat seorang gadis sendirian melawan Taliban, itu akan membantu mereka bangkit dan mengalahkan Taliban," kata Marwa.
Sementara Taliban menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih lunak ketika mereka kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, namun mereka malah memberlakukan pembatasan keras terhadap perempuan, secara efektif menekan mereka keluar dari kehidupan publik.
Baca Juga: Dunia Termasuk Arab Saudi dan Qatar Desak Taliban Batalkan Larangan Perempuan Afghanistan Berkuliah
Pada hari Sabtu, pihak berwenang memerintahkan semua kelompok bantuan untuk menghentikan karyawan perempuan masuk kerja.
Sekolah menengah untuk anak perempuan ditutup selama lebih dari setahun, sementara banyak perempuan yang kehilangan pekerjaan pemerintah walau dibayar sebagian kecil dari gaji mereka untuk tinggal di rumah.
Wanita juga dilarang pergi ke taman, pusat kebugaran, dan pemandian umum.
Taliban mengatakan pembatasan itu karena perempuan tidak mematuhi aturan berpakaian Islami yang ketat, termasuk mengenakan jilbab.
Negara menjadi penjara bagi perempuan, kata Marwa yang bercita-cita menjadi pelukis, "Saya tidak ingin dipenjara. Saya punya mimpi besar yang ingin saya capai," ujarnya.
"Itu sebabnya saya memutuskan untuk melawan."
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.