NANTES, KOMPAS.TV - Rumah sakit di Prancis harus memberikan ganti rugi sekitar 61.000 euro atau setara Rp1 miliar kepada salah seorang pasiennya.
Hal itu terjadi setelah dokter diduga membuat kesalahan dengan melakukan operasi yang memotong kemaluan pasien pria itu. Padahal prosedur tersebut tak perlu dilakukan.
Akibatnya, pria itu dilaporkan tak bisa merasakan apa pun di area kemaluannya.
Baca Juga: Iran Tangkap 7 Orang yang Terlibat Protes Anti-Pemerintah, Diyakini Miliki Hubungan dengan Inggris
Perintah reparasi kemaluannya pun diputuskan baru-baru ini oleh Pengadilan Adminstratif Nantes, Prancis.
“Saya membenci dokter ini yang tak mendengarkan saya,” ujar korban yang namanya tak disebutkan itu kepada jaringan radio lokal France Bleu, seperti dilansir New York Post, Jumat (23/12/2022).
“Ia bermain Russian Roulette dengan saya,” lanjutnya mengumpamakan apa yang dilakukan dokter itu.
Prosedur operasi itu dilakukan pada 2014 lalu di Rumah Sakit Universitas Nantes.
Ayah tiga anak tersebut, yang waktu itu berusia 30 tahun, didiagnosis mengalami karsinoma.
Menurut Cleveland Clinic, karsinoma merupakan kanker yang terbentuk di jaringan epitel, yang melapisi sebagian besar organ seseorang.
Ahli urologi di rumah sakit tersebut kemudian berusaha mengeluarkan tumor sebanyak mungkin, sambil meminimalkan kerusakan pada alat kejantanannya.
Namun menurut Pengadilan Adminstratif Nantes, sejumlah "pelanggaran yang salah" membuat kanker tersebut malah menyebar ke seluruh anggota tubuh pasien.
Hal ini yang menyebabkan pasien tersebut mengalami kesakitan. Saking sakitnya, kata pasien tersebut, ia sempat berpikir untuk mengamputasi anggota tubuhnya sendiri.
Selama bertahun-tahun, tumor terus membesar hingga seorang dokter di Lyon mengeklaim bahwa ia tak punya pilihan selain mengangkat kemaluan pasien pria itu.
Menurut dokter tersebut, hal itu harus dilakukan atau si pasien berkemungkinan besar akan mati karena kanker.
Maka mereka memutuskan untuk benar-benar mengangkat kemaluan pria tersebut, yang menurut sang pasien, sebenarnya tak perlu dilakukan.
“Ia mengangkat semuanya. Ia hanya meninggalkan buah zakar, dan memotong hingga dasarnya,” kata pria tersebut.
Baca Juga: Ibu Hamil Ditangkap Polisi Malaysia Usai Berusaha Rampok Toko Perhiasan, Mengaku Ngidam yang Ekstrem
“Saya merasa hancur dan itu sangat memalukan,” sambungnya.
Meski pria tersebut diduga berusaha beradaptasi lewat mekanisme koping yang tak diungkapkan, ia mengeklaim "Anda tak dapat menggantikan perasaan memiliki penis dengan beberapa sensor."
Pria tersebut kemudian mendapat ganti rugi 61.000 euro atas "pelanggaran yang keliru" yang menyebabkan pengangkatan kemaluan secara total.
Meski begitu, kanker sang pria akhirnya sembuh setelah menjalani bertahun-tahun perawatan yang berat.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.