LVIV, KOMPAS.TV - Seorang sukarelawan berusaha agar tentara Ukraina yang menghadapi Rusia di garis depan tetap merasakan Natal.
Sukarelawan asal Inggris itu pun berinisiatif melakukan Operasi Khusus Santa.
Sukarelawan bernama Richard Woodruff berusaha membantu tentara Ukraina dengan mengirimkan makanan ke para tentara di Ukraina timur.
Woodruff sendiri menjalankan dapur darurat di Lviv.
Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Bekerja di LSM, Dianggap Telah Langgar Aturan Berpakaian
Ia pun mengorganisir Operasi Khusus Santa, dengan maksud menghangatkan hati dan tangan tentara Ukraina di bunker-bunker yang dingin saat Natal.
Woodruff yang berusia 29 tahun dan berasal dari Crowborough di Sussex, sudah menjadi sukarelawan di Ukraina sejak Juni 2022.
Ia banyak menghabiskan waktunya memasak borsch, memanggang kue dan memperbaiki rumah-rumah yang rusak karena serangaan Rusia.
Lewat media sosial, Woodruff mengorganisir kampanye Natal tersebut.
Dapur daruratnya menargetkan ribuan kartu dengan ucapan dukungan, termasuk penghangat tangan di setiap surat.
Dikutip dari Express, Woodruff menjelaskan kartu dan penghangat tangan itu akan dikirim pada Hari Natal, dengan paket spesial borsch, makanan rumahan, kue madu serta kue kenari buatan sendiri.
“SSO (Operasi Khusus Santa) menjadi begitu popular, dengan lebih dari 3.500 penghangat tangan kini menuju garis depan, serta ratusan orang mengirimkan kartu dan berdonasi untuk lebih banyak penghangat tangan bagi tentara,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa para tentara Ukraina tak memiliki lebih banyak penghangat saat berada di medan perang dengan suhu yang mencapai minus 10 derajat.
“Penghangat tangan sangat penting dengan sarung tangan mereka, atau mereka tak akan mampu menarik pelatuk,” katanya.
Woodruff awalnya mempertimbangkan mendaftar untuk berperang di Ukraina, yang diinvasi oleh Rusia.
Baca Juga: Waduh, Putin Hendak Dituntut gara-gara Keseleo Lidah Sebut Serangan di Ukraina dengan Istilah Ini
Tetapi kurangnya pengalaman militer berarti ia tak dapat bergabung dengan unit sukarelawan seperti International Legion.
Meski begitu, ia menjelaskan bagaimana pekerjaan kemanusiaannya bukannya tanpa risiko yang mengancam jiwa.
“Ancaman jelas dari rudal kapal selam yang datang kepada kami. Saya selamat dari tiga serangan, dengan jauh yang tak seberapa dan ancaman rudal nuklir akan menghabisi kami semua, tatpi kami tak tahu kapan itu terjadi,” tuturnya.
“Rusia mengirimkan Shahed-136, sebuah drone kamikaze untuk membunuh kami saat tidur,” lanjutnya.
Sumber : Express
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.