MOSKOW, KOMPAS.TV - Panglima Angkatan Darat Rusia menyebut latihan laut bersama Rusia dan China dilakukan sebagai tanggapan atas agresifnya Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia-Pasifik, Kamis (22/12/2022).
"Kerja sama ini merupakan reaksi alami terhadap peningkatan agresif potensi militer AS di kawasan. Latihan yang kami lakukan sangat sesuai dengan hukum internasional," kata Valery Gerasimov dalam sebuah pengarahan seperti laporan Straits Times, Kamis, (22/12/2022).
Rusia mengumumkan akan mengirim beberapa kapal perang untuk mengikuti latihan perang antara 21 dan 27 Desember di lepas pantai China untuk memperkuat kerja sama angkatan laut.
“Tujuan dari acara ini adalah untuk meningkatkan kesiapan tempur pasukan dan kekuatan kedua negara dan kemampuan untuk menghadapi tantangan dan ancaman baru,” kata Gerasimov dalam sebuah pengarahan dengan perwakilan militer asing.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan latihan itu akan mencakup latihan tembakan langsung dengan rudal dan artileri, termasuk langkah-langkah latihan untuk melawan kapal selam.
“Kami tidak akan membuat aliansi dan garis pemisah baru di kawasan ini, seperti yang dilakukan Washington,” tambah Gerasimov, Kamis (22/12).
China dan Rusia semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari apa yang mereka sebut persahabatan "tanpa batas" yang bertindak sebagai penyeimbang dominasi global AS.
Mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev awal pekan ini melakukan perjalanan ke China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping untuk pembicaraan yang menurut Medvedev termasuk keamanan internasional dan konflik di Ukraina.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Ingin Pembicaraan Damai Terjadi di Ukraina, Minta Semua Pihak Menahan Diri
Secara terpisah, Gerasimov mengatakan pasukannya di Ukraina "berfokus untuk menyelesaikan pembebasan" Donetsk, wilayah timur Ukraina yang diklaim Moskow telah dianeksasi.
“Situasi di garis depan telah stabil dan upaya utama pasukan kami sekarang difokuskan untuk menyelesaikan pembebasan wilayah Republik Rakyat Donetsk,” kata kepala staf umum Rusia dalam sebuah pengarahan.
Gerasimov menambahkan, garis pertempuran membentang lebih dari 815 kilometer.
Angkatan bersenjata Rusia "mencapai lebih dari 1.300 target kritis ... secara signifikan mengurangi potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina", katanya.
Dia mencatat “rudal hipersonik digunakan untuk pertama kalinya dalam kondisi pertempuran,” termasuk rudal Kinzhal.
“Kerusakan terus terjadi pada transportasi kritis dan infrastruktur energi jauh di dalam wilayah Ukraina,” tambah Gerasimov.
Setelah serangan balik Ukraina yang berhasil mendorong pasukan Rusia kembali ke Kharkiv utara dan wilayah Kherson selatan, pusat pertempuran bergerak ke arah timur di Bakhmut.
Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan yang memalukan, Rusia beralih untuk menghancurkan infrastruktur energi Ukraina, meninggalkan jutaan orang tanpa pemanas atau listrik saat musim dingin tiba.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.