WASHINGTON, KOMPAS.TV — Kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Washington hari Rabu, (21/12/2022) waktu Washington DC menjadi momen dramatis dalam upaya Amerika Serikat membantu Ukraina dengan berbagai senjata untuk melawan serangan pasukan Rusia.
Paket bantuan militer besar-besaran senilai $1,85 miliar atau hampir 29 triliun rupiah itu akan memperluas kemampuan pasukan Zelenskyy untuk menghadapi serangan udara Rusia dan melanjutkan serangan balasan untuk melawan pasukan Rusia.
Bantuan militer terbaru Amerika Serikat juga memungkinkan Presiden Joe Biden untuk memenuhi komitmennya, salah satu permintaan medan pertempuran Zelenskyy yang paling mendesak, sistem pertahanan udara rudal Patriot.
Selain itu masih banyak lagi bantuan yang akan datang dari Amerika Serikat. Di luar bantuan yang diumumkan hari Rabu, Kongres siap untuk menyetujui tambahan $45 miliar atau 700 triliun rupiah dalam bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.
Uang itu adalah bagian dari pendanaan besar-besaran pemerintah AS yang akan mendukung Ukraina tidak hanya tahun depan tetapi dalam beberapa kasus hingga 2025, memastikan bantuan berkelanjutan bahkan ketika Kongres AS berpindah tangan ke kendali Republik.
Inilah beberapa sistem senjata terbaru dan jauh lebih canggih yang disediakan Amerika Serikat, seperti laporan Associated Press, Kamis, (22/12/2022)
Baca Juga: Rusia Perbesar Angkatan Bersenjata hingga Cakup 1,5 Juta Personel, Putin Berikrar Menang di Ukraina
Sistem Pertahanan Udara Rudal Patriot
Sistem rudal pertahanan udara Patriot sudah lama menjadi isu panas bagi Amerika Serikat dan sekutunya di wilayah yang diperebutkan di dunia sebagai perisai yang didambakan terhadap rudal yang masuk menghantam. Di Eropa, Timur Tengah, dan Pasifik, mereka waspada terhadap kemungkinan serangan dari Iran, Yaman, dan Korea Utara.
Zelenskyy dan para pemimpin Ukraina lainnya selama berbulan-bulan memohon kepada AS agar bisa mendapat sistem peluru kendali permukaan-ke-udara Patriot yang dapat mencegat rudal Rusia. Pejabat AS mengatakan pada hari Rabu, mereka akan mengambil satu dari stok pelatihan Pentagon dan mengirimkannya ke Ukraina, menandai pergeseran dalam perhitungan AS.
Para pejabat membahas rincian keputusan Patriot tanpa menyebut nama, mengutip kekhawatiran tentang keamanan operasional.
Amerika Serikat selama ini enggan menyediakan sistem Patriot, karena khawatir hal itu akan memprovokasi Moskow atau berisiko terkena rudal di dalam Rusia dan meningkatkan konflik.
Kementerian Luar Negeri Rusia memperjelas, pengiriman Patriot ke Ukraina akan menjadi "langkah provokatif lain oleh AS" yang bisa memicu tanggapan dari Moskow.
Rintangan lain adalah pelatihan. Pasukan AS harus melatih pasukan Ukraina tentang cara menggunakan dan memelihara sistem yang kompleks.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada wartawan Pentagon hari Rabu bahwa pelatihan akan dimulai "segera" dan akan memakan waktu "beberapa bulan." Pejabat AS mengatakan pelatihan itu akan dilakukan di area pelatihan Grafenwoehr di Jerman.
Baca Juga: Peringatan Kremlin: Lebih Banyak Senjata AS ke Ukraina Hanya Akan Memperburuk Perang
Patriot juga punya kemampuan yang agak terbatas dan para pejabat mengakui hal itu tidak akan mengubah jalannya perang. Patriot punya jarak tembak yang panjang tetapi hanya dapat mencakup area terbatas.
Rudal pencegat Patriot saat ini menelan biaya sekitar $4 juta per tembakan dengan biaya peluncurnya senilai sekitar $10 juta. Setiap sistem pertahanan udara Patriot punya hingga delapan peluncur yang masing-masing menembakkan empat rudal.
Dengan harga itu, tidaklah efektif atau optimal menggunakan Patriot untuk menembak jatuh drone Iran yang lebih kecil dan lebih murah dan selama ini digunakan Rusia di Ukraina.
Pejabat pertahanan senior itu mengatakan Patriot akan melengkapi sistem pertahanan udara Ukraina lainnya dan akan diintegrasikan ke dalam pertahanan negara berlapis.
AS punya jumlah Patriot yang terbatas sementara permintaannya tinggi, dengan banyak yang sudah dikerahkan di seluruh dunia. Karena Ukraina akan mendapatkan satu sistem yang sebelumnya digunakan untuk melatih tentara AS, berarti pasukan AS akan kehilangan satu unit yang akan bisa digunakan untuk latihan tempurnya sendiri.
Baca Juga: Zelenskyy Pidato di Depan Kongres AS, Sejumlah Republikan Menyambut Dingin
Sistem Komunikasi Satelit
Pejabat AS tidak memberi penjelasan tentang komunikasi satelit yang akan dibeli di bawah Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, yang menyediakan dana untuk pembelian senjata dan peralatan dari vendor komersial.
Pada hari Rabu, pejabat pertahanan senior mengatakan bagian dari $ 850 juta yang diumumkan hari Rabu akan digunakan untuk kontrak menambah kemampuan Ukraina yang ada saat ini.
Pejabat tersebut mengatakan karena negosiasi kontrak yang sedang berlangsung, Pentagon hanya dapat mengatakan mereka sedang berbicara dengan sejumlah vendor komunikasi satelit.
Namun, pejabat AS lainnya mengakui bahwa langkah tersebut akan menopang titik kerentanan potensial bagi Ukraina setelah pendiri SpaceX Elon Musk mengatakan perusahaannya tidak lagi mampu menyediakan layanan Starlink secara gratis.
Musk mengirimkan terminal Starlink pertama ke Ukraina hanya beberapa hari setelah Rusia menginvasi pada bulan Februari, dan pada bulan Oktober, terdapat lebih dari 2.200 sistem Starlink yang mengorbit rendah dan menyediakan internet broadband ke Ukraina.
Pada bulan Oktober, Musk meminta Pentagon mengambil alih biaya pengoperasian Starlink di Ukraina dan men-tweet bahwa SpaceX menelan biaya $20 juta per bulan untuk mendukung kebutuhan komunikasi negara.
Terminal dan konektivitas satelit yang mereka sediakan untuk Ukraina telah "menjadi pengubah jalannya perang" yang memungkinkan militer dan infrastruktur Ukraina untuk terus beroperasi, kata John Ferrari, rekan senior dan pakar ruang angkasa di American Enterprise Institute.
Meskipun pengumuman pendanaan bersifat umum dan tidak mengutip Starlink, Ferrari mengatakan akan lebih sulit untuk memperkenalkan sistem terminal satelit perusahaan lain ke medan perang karena seringkali tidak beroperasi dengan baik jika digabungkan.
Baca Juga: Zelenskyy DIlaporkan akan ke Amerika Serikat, Pertama Kali Pergi Keluar Ukraina Sejak Serangan Rusia
Joint Direct Attack Munition
Joint Direct Attack Munition, atau JDAM, juga diberikan ke Ukraina untuk pertama kalinya.
JDAM pada dasarnya adalah bom "bodoh" seberat 500 hingga 2.000 pon yang dimodifikasi menjadi bom "pintar" dengan menambahkan sirip ekor dan kit navigasi. Kit tambahan itu memungkinkan pasukan untuk memandu amunisi ke target, bukan hanya menjatuhkannya dari jet tempur ke tanah
Departemen Luar Negeri mengatakan JDAM "akan memberi Angkatan Udara Ukraina kemampuan serangan presisi yang ditingkatkan terhadap pasukan penyerang Rusia."
Jet tempur, pembom, dan drone AS semuanya dapat menembakkan JDAM, tetapi para pejabat menolak untuk menjelaskan modifikasi yang dilakukan agar bom dapat diluncurkan oleh pesawat Ukraina.
Elemen lain yang berpotensi menarik tentang JDAM adalah AS punya banyak stok, sehingga memberikannya kepada Ukraina tidak akan menciptakan tekanan berlebih dibanding amunisi AS lain yang stoknya terbatas, kata Mark Cancian, penasihat senior di Center for Strategic and Keamanan Internasional.
Tapi ada juga risiko potensial: Munisi JDAM biasanya dijatuhkan dari pesawat yang terbang di atas atau di dekat target. Itu mungkin lebih berisiko bagi pilot Ukraina karena bisa menempatkan mereka dalam jangkauan sistem pertahanan udara Rusia.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.