KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim terus mendapat kecaman, kabinetnya disebut "kleptokrat" saat para menteri baru dilantik di hadapan Raja Sultan Abdullah bin Sultan Ahmad Shah.
Saingan politik dan netizen mempermasalahkan penunjukannya Presiden Umno Zahid Hamidi sebagai Wakil Perdana Menteri, meskipun Zahid terakhir menghadapi 47 tuduhan korupsi di pengadilan.
Anwar juga dikritik karena menyimpan jabatan Menteri Keuangan untuk dirinya sendiri.
Saingan utamanya, Presiden Perikatan Nasional PN Muhyiddin Yassin, yang kini menjadi pemimpin oposisi, mengatakan hal itu akan mengarah pada sentralisasi kekuasaan dan korupsi.
“Tindakan Anwar seperti menjual martabat bangsa hanya karena keinginannya menjadi Perdana Menteri,” kata Tan Sri Muhyiddin, Sabtu (3/12/2022).
“Kabinet kleptokrat yang dibentuk atas dasar kecurangan terhadap amanat rakyat ini tidak punya legitimasi untuk berfungsi sebagai badan eksekutif tertinggi negara,” imbuhnya.
Klaim Muhyiddin atas jabatan perdana menteri digagalkan setelah kehilangan dukungan dari beberapa anggota parlemen UMNO dan koalisi yang awalnya diduga akan memberinya mayoritas parlemen.
Baca Juga: Kabinet Baru Malaysia, PM Anwar Ibrahim Rangkap Menteri Keuangan dan 2 Menteri Juga Jadi Wakilnya
Barisan Nasional yang dipimpin UMNO adalah salah satu dari beberapa koalisi yang setuju membentuk "pemerintahan persatuan" bersama Pakatan Harapan PH yang dipimpin Anwar Ibrahim, dibentuk atas desakan Raja setelah pemilu Malaysia pada 19 November menghasilkan parlemen tanpa mayoritas.
Muhyiddin menolak bergabung dengan pemerintah persatuan, malah memilih PN untuk duduk di bangku oposisi.
Mantan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Rafidah Aziz termasuk di antara mereka yang mempersoalkan penunjukan mantan Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Internasional.
Kandidat UMNO Zabrul Aziz punya koneksi bagus tapi baru pertama kali kalah dalam pemungutan suara ketika dia mencalonkan diri di Kuala Selangor.
Dia mengatakan dalam apa yang disebutnya sebagai “surat terbuka” kepada Anwar di Facebook, “Ada pemandangan buruk ketika Anda menunjuk seseorang yang kalah dalam pemilu…di mana kredibilitasnya?”
Dia juga mempertanyakan penunjukan Zahid “sebagai DPM, tidak kurang”, menunjukkan bahwa Zahid sedang menunggu hasil penyelidikan tuduhan korupsi yang luar biasa panjang.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.