Baca Juga: China Luncurkan Roket Long March-11 Bawa 5 Satelit Penginderaan Jarak Jauh Canggih
Tanpa pesawat ruang angkasa terpasang, stasiun China punya berat sekitar 66 ton, sebagian kecil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang meluncurkan modul pertamanya pada tahun 1998 dan beratnya sekitar 465 ton.
Dengan umur 10 hingga 15 tahun, Tiangong suatu hari nanti bisa menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa yang masih beroperasi jika Stasiun Luar Angkasa Internasional pensiun di tahun-tahun mendatang sesuai rencana.
Sementara program luar angkasa berawak China secara resmi berusia tiga dekade tahun ini, itu benar-benar dimulai pada tahun 2003, ketika China menjadi negara ketiga setelah AS dan Rusia yang menempatkan manusia ke luar angkasa menggunakan sumber dayanya sendiri.
Program ini dijalankan oleh sayap militer Partai Komunis yang berkuasa, Tentara Pembebasan Rakyat, dan berjalan hampir seluruhnya tanpa dukungan dari luar.
Amerika Serikat mengecualikan China dari Stasiun Luar Angkasa Internasional karena hubungan militer programnya, meskipun China terlibat dalam kerja sama terbatas dengan badan antariksa negara lain.
China juga menorehkan kesuksesan dengan misi tanpa awak, dengan penjelajah Yutu 2-nya yang pertama menjelajahi sisi jauh bulan yang tidak banyak diketahui.
Baca Juga: Kebut Pembangunan Stasiun Luar Angkasa Milik Negara Sendiri, Astronaut China Lakukan Spacewalk
Penyelidikan Chang'e 5 China juga membawa batuan bulan ke Bumi untuk pertama kalinya sejak 1970an, yaitu pada Desember 2020, dan kendaraan penjelajah China lainnya sedang mencari bukti kehidupan di Mars.
Para pejabat China melaporkan mempertimbangkan misi berawak ke bulan, meskipun tidak ada garis waktu yang ditawarkan, bahkan ketika NASA terus maju dengan program eksplorasi bulan Artemis yang bertujuan untuk mengirim empat astronot mengelilingi bulan pada tahun 2024 dan mendaratkan manusia di sana pada awal tahun 2025.
Meskipun sebagian besar berjalan lancar, program luar angkasa China juga menuai kontroversi.
Beijing menepis keluhan pihaknya membiarkan tahapan roket jatuh ke Bumi tanpa kendali setelah NASA menuduhnya "gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait puing-puing luar angkasa mereka."
Dalam hal ini, bagian dari roket China mendarat di Samudera Hindia.
China juga dilaporkan sedang mengembangkan pesawat ruang angkasa yang sangat rahasia dan kemampuan ruang angkasanya yang meningkat.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.