Usai digulingkan, Pahlevi awalnya kabur ke Mesir, tetapi kemudian pergi ke AS. Washington berdalih memberi suaka kepada Pahlevi atas alasan "kemanusiaan."
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Bendera Iran Diubah, Pelatih Amerika Serikat Minta Maaf
Akan tetapi, perlindungan AS untuk Pahlevi dan dukungannya selama pemimpin monarki itu berkuasa membuat rasa permusuhan Iran terhadap AS semakin membesar. Kejadian-kejadian selama revolusi dan setelahnya pun memperburuk hubungan kedua negara.
Pada akhir 1979, pelajar yang mendukung Revolusi Islam menduduki gedung Kedutaan Besar AS di Teheran. Mereka menyandera 52 diplomat dan warga AS selama 444 hari.
Insiden ini membuat presiden AS saat itu, Jimmy Carter memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 1980. Hubungan keduanya tak kunjung pulih usai tindakan pemerintahan Carter ini.
Pada 1980, hubungan Teheran-Washington juga memburuk akibat Perang Iran-Irak. AS secara sembunyi-sembunyi menyokong Baghdad dalam perang yang merenggut ratusan ribu jiwa ini.
Pada 1990-an dan 2000-an, sejumlah insiden yang menandai buruknya hubungan Iran-AS pun terjadi. Terkini, kedua negara berselisih mengenai program nuklir Iran yang menjauh dari poin-poin kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Teheran semakin intensif menjalankan program nuklir, termasuk memperkaya uranium hingga mendekati level senjata nuklir, usai pemerintahan AS di bawah Donald Trump keluar dari JCPOA dan menyanksi Iran.
Meskipun panas oleh tensi politik kedua negara, pertandingan Iran vs AS di Piala Dunia 2022 diharap dapat menunjukkan wajah persatuan sepak bola. Di Piala Dunia 1998 silam, Timnas Iran dan AS pun menunjukkan simbol perdamaian ketika bertemu di lapangan.
Pada pertandingan 24 tahun silam di Lyon, Prancis, pemain dari kedua negara berfoto bersama dan saling bertukar cendera mata seperti bunga dan emblem tim serta jersei. Melihat kedua tim bisa saling bersama, sempat dilakukan pula pertandingan persahabatan yang digelar di Pasadena, California.
Baca Juga: China Klaim Usir Kapal Jelajah Rudal Amerika Serikat, Washington Membantah
Sumber : Kompas TV/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.